Welcome to My Blog

Selasa, 28 Februari 2012

Kualitas Jabat Tangan


Penulis : Tim AndrieWongso.com

Berjabat tangan, sekilas bukan merupakan hal sulit. Namun sebuah penelitian di Inggris menyebutkan 70 persen orang memiliki sedikit "gangguan" saat melakukan aktivitas yang satu ini. Kebanyakan dari mereka kurang percaya diri saat melakukannya. Bahkan sebanyak 19 persen tak yakin apakah cara berjabat tangannya sudah benar atau belum. Selain itu, 56 persen orang yang merasa berjabat tangannya tak menyenangkan. 
 
Ini menunjukkan bahwa berjabat tangan ternyata bukan hal yang mudah (meskipun berdasarkan penelitian, setiap orang rata-rata berjabat tangan sebanyak 15.000 kali sepanjang hayatnya).
Adalah Profesor Geoffrey Beattie dari University of Manchester, Inggris yang melakukan penelitian kualitas berjabat tangan ini. Dari penelitiannya itu ia menemukan rumus mengenai berjabat tangan terbaik. 

PH = (e2 + ve2)(d2) + (cg + dr)2 + ?{(4<s>2)(4<p>2)}2 + (vi + t + te)2 + {(4<c>2 )(4<du>2)}2
Bagaimana cara menghitungnya? Anda tinggal mengganti saja komponen-komponen dari rumus itu dengan kualitas masing-masing saat berjabat tangan. 

- (e) = kontak mata (1= tak ada kontak mata, 5= kontak mata langsung) - nilai yang diperlukan 5.
- (ve) = ucapan salam ( 1= tidak wajar, 5 = wajar) - 5.
- (d) = senyum Duchenne yaitu senyum sempurna yang membuat sudut mulut terangkat sehingga menimbulkan kerut di seputar mata dan simetris antara wajah bagian kiri dan kanan (1= jika senyum bukan senyum Duchenne, 5= senyum Duchenne sempurna) - 5.
- (cg) = kesempurnaan genggaman (1= tak sempurna/misalnya hanya bersentuhan separuh telapak tangan, 5=bisa menggenggam dengan sempurna) - 5.
- (dr) = kelembaban tangan (1=lembab, 5=kering) - 4.
- (s) = kekuatan (1 = lemah, 5= menggenggam kuat) - 3.
- (p) = posisi tangan (1= di belakang badan sendiri, 5=berada di jangkauan lawan dan nyaman melakukannya) - 3.
- (vi) = tenaga (1=terlalu rendah/terlalu kuat, 5=sedang) - 3.
- (t) = suhu tangan (1=terlalu dingin/terlalu panas, 5=sedang) - 3.
- (te) = tekstur tangan (1=terlalu keras/terlalu lunak/halus, 5=sedang) - 3.
- (c) = kontrol (1= rendah, 5 = tinggi) - 3.
- (du) = durasi (1=sebentar, 5= lama) - 3. 


Jika ingin mendapatkan kualitas jabat tangan sempurna maka secara saintifik, seluruh parameter itu harus bernilai 5. Namun pada praktiknya, tak perlu sesempurna itu. Menurut teori itu, nilai seperti digambarkan dengan angka di belakang penjelasan tiap komponennya sudah cukup bagus. Bahkan tanpa menghitungnya, dengan memahami apa makna jabat tangan itu, jabat tangan terbaik sudah bisa dilakukan. Yang penting, kita percaya diri saat melakukannya dan tak membuat tangan kita atau tangan lawan jabatan tangan kita sakit karenanya.
_______________________

Lemahnya Diri Ini...........

Lemahnya diri ini
Baru sedikit Allah menguji
Sudah rebah tak mampu berdiri

Lemahnya diri ini
Baru saja air mata dunia menyapa pipi
Sudah melayang tak sadarkan diri

Lemahnya diri ini
Baru sekelumit keindahan wajah diberi
Sudah mulai lupa diri

Lemahnya diri ini
Baru sedikit kejayaan diberi
Sudah lupa siapa yang beri

Lemahnya diri ini
Baru sedikit berbuat kebaikan
Riya dan ujub bersorak riang

Lemahnya diri ini
Bila mulai suatu kebaikan
Tak berdaya mau teruskan
Tiada istiqamah dalam amalan

Lemahnya diri ini
Baru diuji dengan seorang lelaki/wanita
Iman sudah bisu menyepi
Nafsu pula mengawal diri

Lemahnya diri ini
Jalan dakwah mau ditempuh
Baru saja melangkah kaki
Beberapa tapak sudah berhenti

Lemahnya diri ini
Nikmat anugerah Ilahi
Biar sudah tak terhitung lagi
Tapi masih lupa mensyukuri

Lemahnya diri ini
Asyik masyuk dengan urusan duniawi
Tak pernah kuatir amalan diterima
Atau ditolak

Lemahnya diri ini
Bagaimana mau jawab seruan jihad?
Baru sedikit dilukai
Sudah menangis meratapi

Lemahnya diri ini
Asyik ketawa sampai lupa diri
Lupa menangis mengingat MATI…

Ya Allah… Lemahnya diri ini..
Kami mohon kekuatan daripadaMu
Tuntunilah langkah kami walau hanya mampu merangkak
Itu pasti lebih baik Daripada terus rebah dalam kaku
Berikan kami peluang Melintasi jalan yang Engkau ridhai
Ampunilah kekhilafan Atas kejahilan kami mengenal makna Kasih sayangMu...

Aamiiin Ya Rabbal’alamin.

Kisah Dua Kuda

Penulis : Tim AndrieWongso
Senin, 27 Februari 2012

Alkisah, di sebuah lahan pertanian ada dua ekor kuda. Dari kejauhan, kedua kuda itu tampak seperti kuda-kuda lainnya. Tetapi jika kita melihatnya lebih dekat, kita baru akan memperhatikan sesuatu yang sungguh menarik. 
 
Salah satu kuda itu ternyata buta. Pemiliknya memilih untuk tidak mematikannya, tapi menyediakan baginya sebuah kandang yang nyaman dan aman untuk ditinggali. Satu hal itu saja sudah sangat menakjubkan. 

Namun jika kita berdiri di dekat kuda-kuda itu dan mendengarkan dengan saksama, kita akan mendengar suara denting sebuah lonceng. Bunyi itu datang dari seekor kuda yang bertubuh lebih kecil. 

Pada tali leher kuda itu terikat sebuah lonceng kecil berwarna perunggu. Bunyi lonceng itu menjadi petunjuk bagi temannya yang buta untuk mengetahui keberadaan kuda lainnya, sehingga ia bisa mengikuti langkahnya.
Jika kita berdiri lebih lama di situ dan mencoba mengamati kedua kuda yang saling berteman ini, kita akan melihat bahwa kuda berlonceng itu selalu menoleh ke belakang, ke kuda yang buta itu. Memastikan kuda buta itu mendengar bunyi loncengnya dan lalu berjalan pelan ke tempat kuda berlonceng berada. Seolah si kuda buta begitu mempercayai arahan temannya itu yang tidak akan menyesatkannya. 

Ketika si kuda berlonceng itu bergerak menuju kandangnya setiap sore, ia sebentar-sebentar akan berhenti untuk menoleh ke belakang, memastikan teman butanya tidak terlalu jauh tertinggal di belakang untuk bisa mendengarkan suara lonceng itu.
***
Seperti pemilik kedua kuda itu, Sang Maha Pencipta juga tidak akan pernah membiarkan kita begitu saja. Ia selalu mengawasi kita dan bahkan menempatkan orang lain dalam hidup kita untuk menolong kita ketika kita membutuhkannya.
 
Terkadang kita seperti si kuda buta dalam cerita di atas, yang dituntun oleh lonceng kecil yang berdentang dari orang-orang yang ditempatkan Sang Maha Pencipta dalam kehidupan kita. Di waktu yang lain, kitalah si kuda penuntun yang membimbing orang lain menemukan jalan yang benar.
 

Luar biasa!

Semua Karena Allah Azza wa Jalla

Aku tidak pernah memilihmu untukku,tapi Allah Azza wa Jalla yang memilihmu untukku..

Aku tidak pernah mengharap mencintaimu tapi ALLAH Azza wa Jalla telah menundukkan hatiku untuk mencintaimu..

Aku tidak pernah bermimpi untuk mendampingimu tapi Allah Azza wa Jalla yang telah menunjukkan jalan hidupku untuk mendampingimu..

Aku juga tidak pernah berharap menanggung rasa ini atas cintaku padamu.Tapi ALLAH Azza Wa Jalla yang telah memberi rasa ini dan harus ku tanggung atasmu..

Itulah aku adanya. .Tidak pernah kurasa untuk mengatur hatiku sendiri. . .Kerana Sang Pemilikku yang telah mengaturku dan menentukan bagaimana ku berbuat...

Senin, 27 Februari 2012

Paku di Pagar



Anton adalah seorang anak yang memiliki tabiat yang kurang baik. Gampang sekali marah, memaki, ataupun mengomel, kepada siapa saja. 

Suatu hari ayahnya memberikan sekantung paku seraya berpesan, setiap kali Anton marah, memaki atau mengomel, ia harus menancapkan sebuah paku pada kayu pagar belakang rumah.

Di hari pertama saja, Anton menancapkan 27 paku.

Hari demi hari berikutnya ia mampu mengurangi jumlah paku yang mesti ditancapkan.
Lama-lama ia menjadi sadar, bahwa ternyata lebih mudah mengendalikan emosinya daripada harus menancapkan paku di pagar belakang rumah.

Ia melaporkan hal itu pada sang ayah.

Setelah itu ayahnya menyarankan, mulai sekarang Anton diharuskan mencopot kembali satu paku setiap kali ia berhasil mengendalikan emosinya.

Pada akhirnya Anton berhasil mencopot semua paku yang tertancap pada kayu pagar tersebut.
Sang ayah kemudian menggandeng Anton melihat pagar kayu.

"Kau telah melakukan sesuatu yang baik anakku. Namun, lihatlah kayu besar ini sekarang berlubang-lubang, tidak mulus lagi. Inilah cermin hidup.

Setiap kemarahan, kegusaran, akan menimbulkan bekas luka di hati orang. Persis seperti bekas-bekas lubang paku pada kayu ini.

Betapapun kita berkali-kali minta maaf, luka itu masih ada."

"Setiap kemarahan akan membuatmu menjadi lebih kecil, sementara memaafkan akan mendorongmu untuk berkembang jauh melebihi ukuranmu.

Hadiah yang Paling Berharga Adalah Senyum


Terkadang hadiah yang paling berharga dan berkesan adalah senyum dan kata-kata yang baik lagi santun. Ketika Rasulullah mengajak para sahabatnya untuk saling memberikan hadiah, dengan tujuan untuk menghilangkan permusuhan atau kemarahan diantara mereka sehingga kemudian mendatangkan persahabatan dan kecintaan. Beliau bersabda: Saling berjabat-tanganlah kalian, maka akan hilang kedengkian, dan saling memberi hadiahlah kalian, maka kalian akan saling mencintai.
Sesungguhnya, manusia dengan tabiatnya, merasa bahagia ketika mendengar ada orang yang memujinya atau mengkhususkannya, ataupun menyanjungnya dengan sanjungan yang layak, atau bila ada orang yang menghormati dirinya. Maka dia akan merasa dianggap harga dirinya, dan akan bertambah rasa saling mencintai antar sesama.
Sesungguhnya hadiah, adalah satu dari sekian banyak sarana untuk menciptakan suasana yang bermakna pujian, sanjungan, dan penghormatan diantara sesama, sebab dengan itu keinginan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan dari sesama kita bisa tercapai Misalnya dari ketetanggaan, kita memberikan hadiah dengan penuh senyum dan ucapan-ucapan yang santun akan menggenapkan maksud dan tujuan yang pada gilirannya akan menambah kedekatan hubungan kemanusiaan, dan semakin berkembang rasa cinta dan penghormatan.
Dan sesuai dengan apa yang dikemukakan psikolog, Sesungguhnya hadiah termasuk salah satu jenis solusi kejiwaan untuk mengobati kegersangan jiwa itu sendiri, dimana hadiah tersebut merupakan implementasi penghargaan, penghormatan, kekaguman kepada orang lain yang bermuara pada membahagiakan orang lain.
Kalau hadiah itu diberikan kepada orang yang paling dekat kepada kita, seperti seorang suami kepada isteri, ataupun sebaliknya, atau seorang anak atau puteri kepada kedua orang tuanya atau pun sebaliknya, atau seorang sahabat atau kawan jauh, maka itu semua sangat bernilai dihadapan orang yang menerima hadiah.
Sesungguhnya, nilai hadiah bukanlah pada nilai nominalnya, melainkan pada kedudukannya yang bisa memaknakan perasaan kemanusiaan. Yang demikian krena manusia butuh kepada bantuan kejiwaan secara terus-menerus, baik dari orang di sekelilingnya, ataupun kerabat, dalam berbagai jenis hadiahnya. Contohnya: ketika mengunjungi orang sakit disamping memang hal itu wajib, akan tetapi dengan memberikan hadiah, ... kata-kata yang memotivasinya adalah hadiah, ...surat-menyurat adalah hadiah, ... dan hadiah adalah bermacam-macam.
Sesungguhnya hadiah yang baik akan melanggengkan persahabatan, dan orang yang menerima hadiah pun menganggapnya sebagai sesuatuyang indah. Orang yang memberinya pun akan bahagia karena bisa memberikan sesuatu yang berharga kepada sahabatnya. Sesungguhnya hadiah merupakan solusi terhadap segala problematika persahabatan, baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat, dimana ia bisa menambah kuat ikatan kekerabatan, antara pemberi dan penerima hadiah.
Oleh karena itu, sudah semestinya, kita semuanya, yang besar maupun kecil untuk membiasakan diri untuk selalu berbuat baik kepada sesama. Kita memberinya hadiah, ataupun kenang-kenangan pada berbagai kesempatan yang ada dan kita tambahkan dengan dua hadiah lainnya, yaitu senyum yang ikhlas dan ucapan yang santun yang keduanya tidak perlu membeli.

Minggu, 26 Februari 2012

Penyatuan Dua Karakter'


Hmmm..bicara mengenai jodoh, tentu tak lepas dari kata 'cocok'.
Kalau 2 orang manusia sling mencintai sudah merasa cocok, sudah klik, maka brlanjut ke tahap selanjutnya, menikah.
Tp cocok yg bgmn yg dimaksud? cocok sama2 kaya, sama2 sarjana, sama2 satu jamaah, sama2 punya tampang oke yg
cwok ganteng dan yg cewek cantik, begitukah..??
Wahh kalau hal2 tsb yg menjadi ukuran kecocokan, maka kasihan skali saudara2ku yg miskin, yg bukan sarjana, yg pemahaman agamanya masih minim,
atau yg punya tampang point 5..?

Memang sih, kecocokan itu hanyalah soal kriteria individu. Kalau anak menteri mencari yg cocok anak anggota dewan..sah2 wae.
Anak seorang dokter kaya merasa cocoknya dg anak seorg dosen..juga sah2 wae. Tapi haruskah mesti bgitu? smua hanya krn kecocokan duniawi?
Pertimbangan kecocokan dlm hal duniawi, materi, status sosial..smua itu wajar,gak 100% salah jg gak 100% benar. Tp jangan lupa 1hal, kecocokan dlm visi dan misi.
Apa sih visi dan misi kamu utk menikahi si dia, itu yg tidak kalah penting kamu pertimbangkan.
Kalau visi dan misi menikah adlh utk orientasi dunia semata, maka bersiaplah bhwa Allah tidak akan menambahkan apa2 dlm dirimu kcuali kehinaan.
Mentang2 anak menteri, lalu mencari jodoh anak anggota dewan agar hartanya makin menumpuk..kalau gak selevel gak mau. (padahal hartanya diragukan tuh dr mana asalnya :D ).
Mentang2 sarjana, lalu mencari jodoh sesama sarjana biar sama2 cerdas jadi bsa mengimbangi cara brpikir..kalau tamatan SMA gak mau. (padahal sarjana yg bego jg banyak :D ).

Padahal kalau kita mau sama2 duduk sejajar, bicara dr hati ke hati..jodoh kita itu adlh penyatuan dua karakter, bukan cm sekedar COCOK.
Yang pria temperamental, meledak-ledak..yg wanita lemah lembut, sabar. Yang satu mampu meredam yg laen.
Yang pria pemahaman agamanya setengah2..yg wanita trnyata lebih oke kwalitas agamanya. Yang satu melengkapi yg laen.
Yang wanita cerewet, suka sdikit2 marah..yg pria pendiam,penuh perhatian. Yang satu mampu memaklumi yg laen.
Nah..kalau yg model bgini bgaimana??
Utk mencapai hal2 trsebut, apkh selalu ada pada sosok anak pejabat, sarjana, anak dokter?

Jodoh itu, menikah itu..adalah penyatuan dua karakter yg berbeda. bukan HANYA mencari KECOCOKAN.
Kalau dlm pencarian jodoh kita terpaku pada paradigma 'cocok',maka percayalah kita sulit mencari org2 yg bnar2 cocok. ingat, NO BODY PERFECT !
Oleh krn itu, kecocokan batin itu yg lbih penting, visi dan misi, dan terutama skali adlh sikap mental. yaitu siap menghadapi yg COCOK dgn KEINGINAN dan siap menghadapi
yg TIDAK COCOK dgn HARAPAN.

Nasehat Lukman al-hakim kpd anaknya ini mungkin bsa mnjadi renungan:
'Wahai anakku, jika ada sesuatu yg menimpamu atau yg kau terima dr sisi Allah, entah engkau sukai atau tidak,
maka katakanlah didalam hatimu bhwa itu yg terbaek bagimu'.

Nasihat Kepada Perempuan



Demikian wahai lagi perempuan,
Taatlah kepada suamimu tuan,
Jangan menderhaka jangan melawan,
Jadikan dirimu bersifat setiawan.

Jangan sekali berniat khianat,
Apalagi kurang amanat,
Pekerjaan wajib bukannya sunat,
Jika dilawan mendapat laknat.

Pertama di dunia mendapat malu,
Di dalam akhirat tubuh terpalu,
Masyhur khabar ke hilir ke hulu,
Sebab perangai tidak bermalu.

Sangatlah murka Rabbulizzati,
Perintah suami tidak dituruti,
Hendaklah taat bersungguh hati,
Kepada suamimu berbuat bakti.

Jangan takburkan rupamu elok,
Melebihi kebanyakan makhluk,
Menyangka dirimu tiada tertolok,
Jadilah suamimu diperolok-olok.

Jangan sekali takburkan bangsa,
Martabat tinggi di negeri dan desa,
Memandang suamimu seperti rusa,
Sombonglah tuan tutur bahasa.

Tiada menurut apa perintahnya,
Perkataan kasar selalu keluarnya,
Muka dimasamkan di hadapannya,
Jadilah suami pecah hatinya.

Jika diperbuat demikian itu,
Nyatalah kamu syaitan dan hantu,
Hargamu tiada serial batu,
Tiadalah harus dibuat menantu.

Dukalah tuan sehari-hari,
Suami pun benci tiada terperi,
Jika suamimu bijak bestari,
Duduklah dia mendiamkan diri.

Tetapi hatinya rosaklah sudah,
Kerana perbuatanmu yang haram jadah,
Jadilah suamimu berhati gundah,
Tiadalah kamu mendapat faedah.

Hanyalah dari balasan ngeri,
Dimurkai Tuhan waidul kahri,
Mendapat sengsara di dua negeri,
Celaka bertambah sehari-hari.


Sabtu, 25 Februari 2012

Wasiat Hasan Al Banna

“Saudaraku,

Janganlah engkau putus asa, karena putus asa bukanlah akhlak seorang muslim. Ketahuilah bahwa kenyataan hari ini adalah mimpi hari kemarin, dan impian hari ini adalah kenyataan di hari esok. Waktu masih panjang dan hasrat akan terwujudnya kedamaian masih tertanam dalam jiwa masyarakat kita, meski fenomena-fenomena kerusakan dan kemaksiatan menghantui mereka. Yang lemah tidak akan lemah sepanjang hidupnya dan yang kuat tidak akan selamanya kuat.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi), dan akan Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi dan akan Kami perlihatkan kepada Fir’aun dan Haman serta tentaranya apa yang selalu mereka khawatirkan dari mereka itu,” (Al Qashash: 5-6)

Putaran waktu akan memperlihatkan kepada kita peristiwa-peristiwa yang mengejutkan dan memberikan peluang kepada kita untuk berbuat. Dunia akan melihat bahwa dakwah kita adalah hidayah, kemenangan, dan kedamaian, yang dapat menyembuhkan umat dari rasa sakit yang tengah dideritanya. Setelah itu tibalah giliran kita untuk memimpin dunia, karena bumi tetap akan berputar dan kejayaan itu akan kembali kepada kita. Hanya Allah-lah harapan kita satu-satunya.

Bersiap dan berbuatlah, jangan menunggu datangnya esok hari, karena bisa jadi engkau tidak bisa berbuat apa-apa di esok hari.

Kita memang harus menunggu putaran waktu itu, tetapi kita tidak boleh berhenti. Kita harus terus berbuat dan terus melangkah, karena kita memang tidak mengenal kata “berhenti” dalam berjihad.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, sungguh akan Kami tunjukkan jalan-jalan Kami.” (Al Ankabut: 69)
Hanya Allah-lah Dzat yang Mahaagung, bagi-Nya segala puji.”

KITAB : ATH-THAHARAH / BERSUCI ; BAB : MENGUSAP SEPATU (KHUF)


155. Jarir bin Abdullah r.a. kencing kemudian ía berwudhu dan mengusap dua sepatunya, kemudian berdiri shalat, dan ketika ditanya ia berkata: Aku telah melihat Nabi saw. berbuat seperti itu. (Bukhari, Muslim).
156. Hudzaifah r.a. berkata: Ketika aku berjalan bersama Nabi saw. lalu beliau pergi ke tempat sampah di belakang rumah (dinding pagar) lalu berdiri dan kencing, maka aku menjauh daripadanya tetapi dipanggil oleh Nabi saw. lalu aku mendekatinya dan berdiri di belakangnya sehingga selesai. (Bukhari, Muslim).

157. Al-Mughirah bin Syu’bah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. keluar untuk berhajat (buang air) maka diikutinya dengan membawa tempat air, dansesudah Rasulullah selesai Al-Mughirah menuangkan air untuknya, maka ,berwudhu dan mengusap dua sepatu bot (khuf). (Bukhari, Muslim).

158. Al-Mughirah bin Syu’bah r.a. berkata: Ketika aku bersama Nabi saw. dalam bepergian, lalu Nabi saw. berkata: Hai Mughirah bawakan tempat air, maka aku bawa dan Nabi saw. pergi sehingga sembunyi daripadaku untuk buang air, sedang memakai jubah syamiyah, kemudian ketika akan mengeluarkan lengan tangan tidak dapat karena sempit lengan bajunya, sehingga dikeluarkan dan dalam, maka aku tuangkan air untuknya untuk wudhu dan mengusap kedua sepatu botnya (khufnya). (Bukhari, Muslim).

159. Al-Mughirah bin Syu’bah r.a. berkata: Pada suatu malam aku bersama Nabi saw. dalam bepergian, lalu bertanya: Apakah ada air? Jawabku: Ya. Lalu Nabi saw. turun dari kendaraannya dan berjalan terus hingga tersembunyi di dalam gelap malam, kemudian kembali, maka aku tuangkan air padanya, maka ia membasuh muka dan kedua tangannya, tetapi ia memakai jubah kain shuf yang sempit lengannya sehingga terpaksa mengeluarkan tangan dari dalam, lalu membasuh kedua tangannya, kemudian mengusap kepalanya, kemudian aku jongkok untuk membuka sepatunya, maka Nabi saw. bersabda: Biarkan keduanya karena aku memakai keduanya ketika kedua kakiku suci, lalu diusap atas kedua sepatu bot itu. (Bukhari, Muslim).

Para ahli fiqih memasukkan syarat untuk bolehnya mengusap sepatu tanpa membukanya jika waktu memakainya sudah berwudhu. Jika tidak berwudhu maka tidak boleh hanya diusap dan harus dilepas sepatunya untuk dibasuh kakinya.

Ada Nama Lain Di Hatiku


Atas nama cinta...
Saat namaMU telah terpatri di dalam hati
Ada nama lain mencoba menyusup tuk jadi bagian di sini,
mencoba menjadi yang teristimewa,Perlahan nama itu ikut mendominasi,
mengisi ruang hati
Setiap hari di saat sujudku,
selalu ada namaMU dan namanya di munajatku
Di saat ku merindukanMU,
ada nama dia yang juga ku rindu MencintaMU sungguh itu keutamaanku...

Tapi ketika aku mencintai dia, aku berharap izin dan restu dariMU
Saat ini, ketika rasa itu ada...Aku mencintainya tanpa kata-kata,
hanya aku rasakan dalam diam
Biarlah aku dekat dengannya, seperti aku dekat denganMU
Walau kurasakan hanya dari kejauhan, ku ingin dia bisa
menemani hari-hariku seperti Engkau yang selalu setia ada untukku
Aku ingin berjalan bersamanya
menapaki jalan hidup ini, seperti Engkau yang selalu menemani di setiap jejak langkahku

Terima kasih Ya Robb,
Engkau telah beri rasa yang istimewa ini di dalam hatiku
Biarlah rasa itu tumbuh dan terus tumbuh, meski rasa itu hanya ada seujung kuku
Ma'afkan jika aku menduakanMU
Tapi jika rasa itu belum pantas ada, biarlah kebersamaan ini ada karena tali sillaturahim yang Kau cipta
Hingga tiba waktunya KAU satukan hatiku dengan hatinya dengan izinMu,,

.... SEDIH - SUSAH - BINGUNG - KESEPIAN ....



Bismillahi minal Awwali wal Akhiri ... - 
Ayah, aku sedang bersedih, bahkan aku dalam keadaan berkesusahan, sehingga aku merasakan kebingungan dan kesepian yang mendalam.

Anakku, apa yang menyebabkan engkau demikian?

- Ayah, aku merasakan kesedihan-kesusahan-kebingungan dan kesepian yang tiada bersumber, mereka semua mendatangiku padahal aku tidak memiliki masalah untuk semua itu.

Anakku, kemana kau obati semua itu?

- Ayah, sudah banyak orang yang kudatangi bahkan puluhan dokter dan tabib aku mintakan nasehatnya, tapi semua itu tidak menyelesaikan masalahku.

Anakku, untuk semua masalahmu itu, manusia tidak akan sanggup menyelesaikannya, engkau menyandarkan permasalahanmu kepada manusia, walau pun memang akan mengurangi rasa penderitaanmu.

Anakku, ketika kesedihan-kesusahan-kebingungan dan kesepian mendatangimu, hatimu telah kosong. Ibarat jasad membutuhkan makanan, sementara hatimu membutuhkan ilmu.

Anakku, tiada obat penawar yang dapat menyembuhkan penyakitmu itu, kecuali satu dialah ALLAH swt. Isilah hatimu dengan Asma-Nya, sesungguhnya semua penyakit mu itu bersumber karena kekosongan hatimu dalam mengingat-Nya. Sehingga setan datang kedalam hatimu dan membisikan berbagai penyakit kedalam hatimu hingga engkau merasakan semua itu.

Anakku, banyak orang merasakan kesedihan-kesusahan-kebingungan dan kesepian, bahkan membunuh dirinya sendiri, karena tidak bersandar kepada ALLAH swt. Padahal mereka tidak sendirian di dunia ini, banyak orang-orang disekelilingnya tapi penyakit itu tetap datang. Jika hal demikian telah datang maka seru lah ALLAH swt, karena engkau tidak sendiri di dunia ini. Jika semua masalah yang ringan atau yang berat tidak dapat kau selesaikan, maka hanya Dia-lah ALLAH yang dapat menyelesaikan. Semua perkara amatlah mudah disisi ALLAH.

Anakku, seberapa berat pun permasalahanmu hingga engkau tidak bisa berbuat apa-apa atau menghadapi jalan yang buntu. Maka perkara itu amatlah mudah bagi ALLAH. Untuk ukuran manusia terasa berat, tapi untuk ALLAH itu adalah perkara mudah, bukankah semua itu telah ALLAH atur segalanya.

Anakku, jangan kau biarkan hatimu kosong hingga setan menempatinya. Isilah hatimu dari kekosongan itu, serulah DIA-Allah setiap saat.

Anakku, ingatlah ....hanya dengan mengingat ALLAH hati menjadi tenteram (Q.S.Ar-Rad:38).

Wallahu'alam Bishawab ...

Saudariku...

Saudariku..
Perih hati ini saat terpuruk dalam sedih..
Bagai ribuan pedang menggores rasaku..
Ingin rasanya ku menangis.. Meneteskan air mata...

Saudariku..
Bukan deritaku yang mengnyakitkanku, bukan kemarahanku yang membuatku perih..
Bukan masalahku yang membuatku menangis..
Tapi yang menyakitiku adalah penyesalanku terhadap kenaifanku..
Yang membuatku menangis adalah kesedihanku akan kebodohanku..
Yang membuatku marah adalah kebencianku atas semua yang ku tangisi..

Saudariku..
Sejak dulu mungkin mereka yang datang padaku dengan berbagai pesonanya.. Dengan semua bujuk rayunya dan menawarkanku ikatan yang tak jelas asalnya..
Pada dasarnya sedang menawarkan kebinasaan padaku..
Dia yang kemudian menawan hatiku..
Mewarnai hari hariku dengan berbagai perhatian palsunya..
Memuja ku dengan ribuan kata kata indah..
Membawaku terbang dan lupa berpijak dibumi..
Yang akhirnya membuatku terjerumus ke dasar dalam hidupku..
Dia menyita semua waktuku..
Menjerat alam fikirku..
Semuanya..
Semuanya..
Dalam otakku hanya tentang dia yang akhirnya membuatku terpuruk dalam ruang penderitaan yang amat sangat..

Saudariku..
Rasa yang tumbuh, yang disemai dan dibingkai dengan warna merah jambu..
Rasa yang semakin merekah didalam hati adalah rasa yang salah arah..salah tempat dan waktu..

Saudariku..
Jangan kau membiarkannya tumbuh subur bahkan berakar dalam hatimu yang dulu putih suci tak ternoda..

Saudariku..
Tahukah kau?
Saat ini jika aku mendengar semua deritamu seperti ku,ingin rasanya ku marah,marah pada kebodohan itu..marah pada semua langkah yang ditempuh..

Saudariku..
Sakit rasanya hati ini menatap wajah yang bersimbah air mata.. Yah air mata yang tak sepantasnya.,
Di teteskan untk mereka.. Dia yg pantas ditangisi.. Air mata kita terlalu suci untk dia yang belum halal untk kita...

Saudariku.. Bersabarlah..
Kita memang kadang naif dan mudah terjerat pada rayuannya yang penuh bisa..
Menangislah jika memang mampu mengurangi sesak di dadamu...

Saudariku..
Jangan fikirkan yang telah menyakitkanmu,
Tapi yakinlah dia akan digantikan dengan seseorang yang jauh lebih baik untuk dunia dan akhiratmu..
Jangan khawatirkan cinta semuanya yang telah hilang,
Karena ketahuilah cinta suci nan abadi akan terbingkai indah dalam ikatan yang dinaungi cinta illahi Rabbi..
Jangan tangisi lagi perhatian2 yang tak lagi engkau miliki..
Karena ketahuilah hati yang suci yang kau persembahkan untuk illahi tak akan pernah engkau temukan kekecewaan..
Hari hari mu akan diliputi oleh ribuan malaikatNya yang slalu mendekapmu dalam cinta hakiki sang illahi Rabbi..

Maka saudariku..
Tersenyumlah,
Hapus air matamu,
Dan yakinlah disana,
Allah merentang tanganNya dan menyambutmu dalam dekapanNya yang hangat..
Cinta suciNYA..
Tak kan ada kekecewaan terhadapNya....

Motivasi Diri

Jangan menunggu bahagia baru engkau tersenyum, tapi tersenyumlah sebaik upaya, maka insya Allah kebahagiaan akan segera bersamamu..., Bahagia itu bukan dari sana, tapi dari sini... Bukan dari harta, tapi dari hati. Bukan dari mata, tapi dari penglihatan nurani...

Sugestikan dirimu, setiap kenikmatan bangun pagi dianugerahkan kepadamu..,
“Ya Allah terimakasih, dia adalah pasangan terbaik yang Engkau hadirkan untukku!”

Bersyukurlah dengan pilihanmu, maka kenikmatan hidupmu akan menjulang. Tak usah mengeluh, kalaulah bersyukur itu jauh lebih ampuh..,
Begitu pun, jangan menunggu sukses baru engkau bersyukur, tapi bersyukurlah sebaik upaya, maka insya Allah kesuksesan akan segera bersamamu..., Sukses itu bukan dari sana, tapi dari sini... Bukan dari harta, tapi dari hati... Bukan dari mata, tapi dari penglihatan nurani...

La insyakartum La aziidannakum... Kalau engkau bersyukur maka Allah berjanji akan menambahkan nikmat-Nya untukmu... Bilakah Allah tak menepati janji-janji-Nya? Bersyuklurlah...


Jadi, mulai hari ini, pilihlah jangan meragu..., Pilihlah jangan terus menunggu..,
Menunggu keyakinan yang enggan hadir dikarenakan engkau pun belum siap menyambutnya.,,m Sambutlah keyakinanmu dengan ceria, dan pilihlah segera, sekarang juga.,, Cukup satu detik untuk yakin, bisa pula sepuluh tahun untuk menjadi yakin.,, Itu terserahmu.,, Keberanianmu.,, Yang jelas, Memilih pun harus yakin.,, Setidaknya engkau YAKIN bahwa memilih jauh lebih meyakinkan dari pada berdiam diri, meragu.,,,,,

Kemudian, ingatlah – sekali lagi dan selalu – bahwa memilih pun harus diiringi kekuatan syukur., Tiada lebihnya jika kau memilih lalu mengeluh semisal : “Benar dugaanku, ini adalah pilihan yang salah!”.

Sebab jika kau meyakini pilihanmu sebuah kesalahan, maka kau akan mendapatkan berbagai kesalahan lainnya dalam hidupmu, sebab di fana ini, kita digerakkan oleh apa yang kita yakini adanya.,

Taruhlah, walaupun di kasat mata pilihan itu ternyata salah, tapi jiwamu tetap saja boleh tersenyum, sebab kau telah banyak belajar dari kesalahanmu, dan kau tetap bersyukur dengan pilihanmu.,,

Mari berumpama : Mungkin saja kalau pilihanmu saat itu “tepat” dalam pandanganmu, maka boleh jadi sekarang kau sudah terjerumus dalam jiwa jumawa, super istidroj – dosa-dosa yang tak terasa dosa, seperti sedang dicintai-Nya, padahal Dia sedang menghukummu dengan kesenangan semu..., Dan itu tentu saja jauh lebih fatal dan vital......

Sahabatku, selama engkau yakin bahwa Allah menawarkan yang terbaik dan memberikan yang terbaik, maka engkau akan mendapatkan yang terbaik.
“Aku sesuai prasangka hamba-Ku kepada-Ku”, begitulah firmannya dalam sebuah hadist Qudsi.

Ya, seberat apapun liku menuju keterbaikan itu. Lakukan saja liku itu. Pastinya, dibalik liku ada laku, dibalik pilu ada pahala, dibalik serat ada sehat, dibalik pelik ada pelak, dibalik kelam ada kalam, dibalik frustasi ada prestasi, dibalik sukar ada sekar, dibalik duri ada dara. “Pokoknya” bersama kesulitan itu ada kemudahan. Filter kita adalah, fokuslah pada kemudahannya, insya Allah hidup kita akan dimudahkan-Nya.., Mudah, Furqon, Otomatis! :P

“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. {TERJEMAHAN DATA SUCI Q.S. Al-A’raaf (7) : 201}

Doa Orang Tua pada Anak nya, Doa yang Mustajab

Ini adalah pelajaran yang mesti diketahui setiap orang tua. Doa mereka sungguh ajaib jika itu ditujukan pada anak-anak mereka. Jika ortu ingin anaknya menjadi sholeh dan baik, maka doakanlah mereka karena doa ortu adalah doa yang mudah diijabahi. Namun ingat sebenarnya doa yang dimaksudkan di sini mencakup doa baik dan buruk dari orang tua pada anaknya. Jika ortu mendoakan jelek pada anaknya, maka itu pun akan terkabulkan. Sehingga ortu mesti hati-hati dalam mendoakan anak.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
“Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1797). Dalam dua hadits ini disebutkan umum, artinya mencakup doa orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya.

Juga dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizholimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.” (HR. Ibnu Majah no. 3862. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan). Riwayat ini menyebutkan bahwa doa baik orang tua pada anaknya termasuk doa yang mustajab.

Muhammad bin Isma’il Al Bukhari membawakan dalam kitab Al Adabul Mufrod beberapa riwayat mengenai doa orang tua. Di antara riwayat tersbeut, Abu Hurairah berkata, ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدَيْنِ عَلىَ وَلَدِهِمَا
"Ada tiga jenis doa yang mustajab (terkabul), tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian dan doa kejelekan kedua orang tua kepada anaknya." (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 32. Dikatakan hasan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no. 24). Hadits ini menunjukkan bahwa doa jelek orang tua pada anaknya termasuk doa yang mustajab. Hal itu dibuktikan dalam kisah Juraij berikut ini. Kisah ini menunjukkan bahwa doa jelek ibunya pada Juraij terkabul. Kisah ini dibawakan pula oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod.

Abu Hurairah berkata, ”Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

مَا تَكَلَّمَ مَوْلُوْدٌ مِنَ النَّاسِ فِي مَهْدٍ إِلاَّ عِيْسَى بْنُ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ [وَسَلَّمَ] وَصَاحِبُ جُرِيْجٍ" قِيْلَ: يَا نَبِيَّ اللهِ! وَمَا صَاحِبُ جُرَيْجٍ؟ قَالَ: "فَإِنَّ جُرَيْجًا كَانَ رَجُلاً رَاهِباً فِي صَوْمَعَةٍ لَهُ، وَكَانَ رَاعِيُ بَقَرٍ يَأْوِي إِلَى أَسْفَلِ صَوْمَعَتِهِ، وَكَانَتْ اِمْرَأَةٌ مِنْ أَهْلِ الْقَرْيَةِ تَخْتَلِفُ إِلَى الرَّاعِي، فَأَتَتْ أُمُّهُ يَوْمًٍا فَقَالَتْ: يَا جُرَيْجُ! وَهُوَ يُصّلِّى، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ - وَهُوَ يُصَلِّي - أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ، ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَّانِيَةَ، فَقَالَ فِي نَفْسِهِ: أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. ثُمَّ صَرَخَتْ بِهِ الثَالِثَةَ فَقَالَ: أُمِّي وَصَلاَتِي؟ فَرَأَى أَنْ يُؤْثِرَ صَلاَتَهُ. فَلَمَّا لَمْ يُجِبْهَا قَالَتْ: لاَ أَمَاتَكَ اللهُ يَا جُرَيْجُ! حَتىَّ تَنْظُرَ فِي وَجْهِ المُوْمِسَاتِ. ثُمَّ انْصَرَفَتْ فَأُتِيَ الْمَلِكُ بِتِلْكَ الْمَرْأَةِ وَلَدَتْ[1]. فَقَالَ: مِمَّنْ؟ قَالَتْ: مِنْ جُرَيْجٍ. قَالَ: أَصَاحِبُ الصَّوْمَعَةِ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: اِهْدَمُوا صَوْمَعَتَهُ وَأْتُوْنِي بِهِ، فَضَرَبُوْا صَوْمَعَتَهُ بِالْفُئُوْسِ، حَتىَّ وَقَعَتْ. فَجَعَلُوْا يَدَهُ إِلَى عُنُقِهِ بِحَبْلٍ؛ ثُمَّ انْطَلَقَ بِهِ، فَمَرَّ بِهِ عَلَى الْمُوْمِسَاتِ، فَرَآهُنَّ فَتَبَسَّمَ، وَهُنَّ يَنْظُرْنَ إِلَيْهِ فِي النَّاسِ. فَقَالَ الْمَلِكُ: مَا تَزْعُمُ هَذِهِ؟ قَالَ: مَا تَزْعُمُ؟ قَالَ: تَزْعُمُ أَنَّ وَلَدَهَا مِنْكَ. قَالَ: أَنْتِ تَزْعَمِيْنَ؟ قَالَتْ: نَعَمْ. قَالَ: أَيْنَ هَذَا الصَّغِيْرُ؟ قَالُوْا: هَذَا فِي حُجْرِهَا، فَأَقْبَلَ عَلَيْهِ. فَقَالَ: مَنْ أَبُوْكَ؟ قَالَ: رَاعِي الْبَقَرِ. قَالَ الْمَلِكُ: أَنَجْعَلُ صَوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبٍ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: مِنْ فِضَّةٍ؟ قَالَ: لاَ. قَالَ: فَمَا نَجْعَلُهَا؟ قَالَ: رَدُّوْهَا كَمَا كَانَتْ. قَالَ: فَمَا الَّذِي تَبَسَّمْتَ؟ قَالَ: أَمْراً عَرَفْتُهُ، أَدْرَكَتْنِى دَعْوَةُ أُمِّي، ثُمَّ أَخْبَرَهُمْ

"Tidak ada bayi yang dapat berbicara dalam buaian kecuali Isa bin Maryam dan Juraij" Lalu ada yang bertanya, ”Wahai Rasulullah siapakah Juraij?". Beliau lalu bersabda, ”Juraij adalah seorang rahib yang berdiam diri pada rumah peribadatannya (yang terletak di dataran tinggi/gunung). Terdapat seorang penggembala yang menggembalakan sapinya di lereng gunung tempat peribadatannya dan seorang wanita dari suatu desa menemui penggembala itu (untuk berbuat mesum dengannya).

(Suatu ketika) datanglah ibu Juraij dan memanggilnya ketika ia sedang melaksanakan shalat, ”Wahai Juraij." Juraij lalu bertanya dalam hatinya, ”Apakah aku harus memenuhi panggilan ibuku atau meneruskan shalatku?" Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya lalu memanggil untuk yang kedua kalinya. Juraij kembali bertanya di dalam hati, ”Ibuku atau shalatku?" Rupanya dia mengutamakan shalatnya. Ibunya memanggil untuk kali ketiga. Juraij bertanya lagi dalam hatinya, ”lbuku atau shalatku?" Rupanya dia tetap mengutamakan shalatnya. Ketika sudah tidak menjawab panggilan, ibunya berkata, "Semoga Allah tidak mewafatkanmu, wahai Juraij sampai wajahmu dipertontonkan di depan para pelacur?"[2] Lalu ibunya pun pergi meninggalkannya.[3]

Wanita yang menemui penggembala tadi dibawa menghadap raja dalam keadaan telah melahirkan seorang anak[4]. Raja itu bertanya kepada wanita tersebut, ”Hasil dari (hubungan dengan) siapa (anak ini)?" "Dari Juraij?", jawab wanita itu. Raja lalu bertanya lagi, "Apakah dia yang tinggal di tempat peribadatan itu?" "Benar", jawab wanita itu. Raja berkata, ”Hancurkan rumah peribadatannya dan bawa dia kemari." Orang-orang lalu menghancurkan tempat peribadatannya dengan kapak sampai rata dan mengikatkan tangannya di lehernya dengan tali lalu membawanya menghadap raja. Di tengah perjalanan Juraij dilewatkan di hadapan para pelacur.[5] Ketika melihatnya Juraij tersenyum dan para pelacur tersebut melihat Juraij yang berada di antara manusia.

Raja lalu bertanya padanya, "Siapa ini menurutmu?". Juraij balik bertanya, "Siapa yang engkau maksud?" Raja berkata, "Dia (wanita tadi) berkata bahwa anaknya adalah hasil hubungan denganmu." Juraij bertanya, "Apakah engkau telah berkata begitu?" "Benar", jawab wanita itu. Juraij lalu bertanya, ”Di mana bayi itu?" Orang-orang lalu menjawab, "(Itu) di pangkuan (ibu)nya." Juraij lalu menemuinya dan bertanya pada bayi itu, ”Siapa ayahmu?" Bayi itu menjawab, "Ayahku si penggembala sapi."

Kontan sang raja berkata, "Apakah perlu kami bangun kembali rumah ibadahmu dengan bahan dari emas." Juraij menjawab, "Tidak perlu". "Ataukah dari perak?" lanjut sang raja. "Jangan", jawab Juraij. "Lalu dari apa kami akan bangun rumah ibadahmu?", tanya sang raja. Juraij menjawab, "Bangunlah seperti semula." Raja lalu bertanya, "Mengapa engkau tersenyum?" Juraij menjawab, "(Saya tertawa) karena suatu perkara yang telah aku ketahui, yaitu terkabulnya do’a ibuku terhadap diriku.” Kemudian Juraij pun memberitahukan hal itu kepada mereka.” (Diriwayatkan oleh Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrod no. 33. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Adabul Mufrod no. 25). Lihat [Bukhari: 60-Kitab Al Anbiyaa, 48-Bab ”Wadzkur fil kitabi Maryam”. Muslim: 45-Kitab Al Birr wash Shilah wal Adab, hal. 7-8]

Maka sungguh amat bahaya jika keluar dari lisan orang tua doa jelek pada anaknya sendiri karena doa seperti itu bisa terkabul sebagaimana dapat kita lihat dalam kisah Juraij di atas. Yang terbaik, hendaklah orang tua mendoakan anaknya dalam kebaikan dan moga anaknya menjadi sholeh serta berada di jalan yang lurus. Ketika marah karena kenakalan anaknya, hendaklah amarah tersebut ditahan. Ingatlah sekali lagi bahwa di saat marah lalu keluar doa jelek dari lisan ortu, maka bisa jadi doa jelek itu terwujud.

Hendaklah orang tua mencontoh para nabi dan orang sholeh yang selalu mendoakan kebaikan pada anak keturunannya. Lihatlah contoh Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam di mana beliau berdoa,

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاء
“Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat. Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.” (QS. Ibrahim: 40)

رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الأَصْنَامَ
“Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim: 35)

Lihatlah sifat ‘ibadurrahman (hamba Allah) yang berdoa,

وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada kami, isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqan: 74)

Moga Allah memperkenankan doa kita sebagai orang tua yang berisi kebaikan kepada anak-anak kita. Moga anak-anak kita berada dalam kebaikan dan terus berada dalam bimbingan Allah di jalan yang lurus. Jika kita sebagai anak, janganlah sampai durhaka pada orang tua. Banyak-banyaklah berbuat baik pada mereka, sehingga kita pun akan didoakan oleh bapak dan ibu kita.

Cermin Diri

Tatkala kudatangi sebuah cermin

Tampak sesosok yang sangat lama kukenal dan sering kulihat
Namun aneh,sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat

Tatkala kutatap wajah,hatiku bertanya, Apakah wajah ini yang kelak akan bercahaya dan bersinar indah di surga sana?
Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahanam

Tatkala kutatap mata,nanar hatiku bertanya,
Mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan…
Menatap Alloh,menatap Rasululloh,menatap kekasih-kekasih Alloh kelak?
Ataukah mata ini yang terbeliak,melotot, menganga, terburai menatap neraka jahanam…
Akankah mata penuh maksiat ini yang akan menyelamatkan?
Wahai mata,apa gerangan yang kau tatap selama ini?

Tatkala kutatap mulut,apakah mulut ini yang kelak akan mendesah penuh kerinduan,mengucap laa ilaaha ilallah saat malaikat maut datang menjemput?
Ataukan menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur,dengan lengking jeritan pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar.
Ataukah mulut ini menjadi pemakan buah zaqun jahanam…yang getir penghangus,penghancur setiap usus
Apakah gerangan yang engkau ucapkan wahai mulut yang malang?
Berapa banyak dusta yang engkau ucapkan?
Berapa banyak hati-hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam?
Berapa banyak kata-kata yang manis semanis madu yang palsu yang engkau ucapkan untuk menipu?
Betapa jarang engkau jujur
Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar Tuhan mengampunimu

Tatkala kutatap tubuhku
Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya…
Bersinar, bersukacita, bercengkrama di surga?
Atau tubuh yang akan tercabik-cabik hancur, mendidih di dalam lahar membara jahanam,terpasung tanpa ampun,derita yang tak pernah berakhir
Wahai tubuh,berapa banyak maksiat yang engkau lakukan?
Berapa banyak orang-orang yang engkau dzolimi dengan tubuhmu?
Berapa banyak hamba-hamba Alloh yang lemah yang engkau tindas dengan kekuatanmu?
Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu?
Berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?

Ketika kutatap hai tubuh
Seperti apa gerangan isi hatimu
Apakah isi hatimu sebagus kata-katamu
Atau sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu
Apakah hatimu segagah ototmu
Atau selemah daun-daun yang mudah rontok
Apakah hatimu seindah penampilanmu
Ataukah sebusuk kotoran-kotoranmu

Betapa beda…betapa beda…apa yang tampak di cermin dengan apa yang tersembunyi…
Betapa beda apa yang tampak di cermin dan apa yang tersembunyi
Aku telah tertipu, aku tertipu oleh topeng
Betapa yang kulihat selama ini hanyalah topeng, hanyalah topeng belaka
Betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng
Betapa yang indah ternyata hanyalah topeng…
Sedangkan aku…hanyalah seonggok sampah busuk yang terbungkus
Aku tertipu, aku malu ya Alloh
Alloh…selamatkan aku…Amin ya Rabbal’alamin.

(Abdullah Gymnastiar)
Delapan Hadiah Terindah
  1. KEHADIRAN
    Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yg tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir di hadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

  2. MENDENGAR
    Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan sudah lama diketahui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

  3. DIAM
    Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya “ruang”. Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.

  4. KEBEBASAN
    Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah “Kau bebas berbuat semaumu”. Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

  5. KEINDAHAN
    Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari!

  6. TANGGAPAN POSITIF
    Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yg kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

  7. KESEDIAAN MENGALAH
    Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado “kesediaan mengalah”. Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa musti jadi pemicu pertengkaran yg berlarut-larut? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yg sempurna di dunia ini.

  8. SENYUMAN
    Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yg beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah.

Kamis, 23 Februari 2012

Bismillahirrahmaanirrahiim

Kasih sayang Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam terhadap hewan, tergambar pada hadits-hadits berikut :

::::... 1. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memiringkan bejana untuk seekor kucing sehingga kucing tersebut bisa minum air darinya. Kemudian beliau berwudhu dengan sisanya. (HR. Ath-Thabrani dengan sanad shahih.)


::::... 2. Dari Suhail bin Hanzhaliyah berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati unta yang kurus, lalu beliau bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah dari unta ini, dan kendarailah dengan baik serta beri makan yang baik”. (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al-Arnauth).


::::... 3. Dari ‘Abdullah dari bapaknya, beliau berkata, “Dahulu kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam safar, lalu beliau berpaling sebentar untuk suatu hajat, kami melihat Humarah (burung berwarna merah) bersama dua anaknya. Kami pun mengambil dua anak tersebut dan datanglah induknya dengan kebingungan (mengepak-epak sayapnya). Tatkala itu datang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan bersabda, “Siapa yang menyakiti burung ini? Kembalikan anaknya ini pada burung ini”.

Dan ketika beliau melihat sekumpulan semut yang kami bakar sarangnya, beliau bersabda, “Siapa yang telah membakar ini?” Kami menjawab, “Kami (yang telah membakarnya)”. Beliau bersabda, “Tidak sepantasnya mengadzab dengan api melainkan Rabbun Nar (yaitu Allah ta’ala)”. (HR. Ahmad dan selainnya dan dishahihkan oleh Al-Arnauth).


::::... 4. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menetapkan ihsan (kebaikan) atas segala sesuatu, maka jika kalian membunuh, maka perbaguslah dalam membunuhnya, dan jika menyembelih, maka perbaguslah sembelihannya, dan hendaklah kalian menajamkan pisaunya dan menenangkan sesembelihannya”. (HR. Muslim).


::::... 5. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melewati seseorang yang menginjakkan kakinya di atas lambung seekor kambing sambil menajamkan pisaunya dan diperlihatkan di depan mata kambing itu. Beliau bersabda, “Apakah kamu ingin membunuhnya dengan dua kematian? Tidakkah kamu tajamkan pisaumu sebelum kamu merebahkannya?” (HR. Al-Hakim dan beliau berkata hadits ini shahih atas syarat shahih Al-Bukhari dan Muslim, dan disepakati pula oleh Adz-Dzahabi)


::::... 6. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Seorang wanita telah diazab karena mengurung seekor kucing sampai mati dan dia dimasukkan dalam neraka, karena dia tidak memberi makan dan minum ketika mengurungnya dan tidak pula dia melepaskannya sehingga bisa makan serangga”. (HR. Al Bukhari)

4 Pilar

coba lihat ke Pilar yang mewakili ke 4 sisi di diri Anda.
1. Sisi Intelektual yang mewakili intelegensi dan seni dari diri Anda.
2. Sisi Spiritual yang mewakili "hubungan" Anda dengan Sang Pencipta.
2. Sisi Fisik yang mewakili kesehatan dan pola hidup Anda.
3. Sisi Sosial yang mewakili pola interaksi dan hubungan Anda dengan lingkungan disekitar.

Tujuan yang Anda ingin capai seperti sebuah bola besar yang berat yang akan ditopangkan ke Pilar dimana mewakili diri Anda.
Jika ke empat sisi dalam sebuah Pilar sudah seimbang maka sudah pasti Pilar tersebut akan kokoh dan bisa menopang Tujuan.
Tapi jika tidak seimbang, Pilar tidak akan kokoh dan tidak bisa menopang bola berat dan besar yang mewakili Tujuan Anda.

Hidup adalah proses untuk belajar, mari kita belajar untuk menyeimbangkan setiap sisi di diri kita, kegagalan bukan hal yang cukup hebat untuk membuat Anda berhenti belajar selama Anda mempunyai keyakinan yang sangat hebat terhadap Tuhan dan diri Anda sendiri, Pips.

"Hidup seimbang maka hidup akan tenang, hidup yang tenang akan membawa kemenangan untuk jiwa Anda."
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh,,,,,,,,,,

Apa kabar buat calon suamiku,,,,,,
Semoga Allah selalu merahmati dan memberkati dirimu......... 
Rosulullah SAW pernah bersabda: Seindah perhiasan dunia adalah wanita yang sholekha........ 
Alhamdulillah itulah ajaran islam melalui Rosulullah yg kita cintai,,,, 
Pilihlah wanita yang mampu menyejukkan pandanganmu,,dan jg rumah tangga muslim yang bakal di bina saat menikah nanti,,,,,,,,,, 

Wahai calon suamiku,,,,,,,,, 
Dinikahi seorang wanita karena 4 perkara: 
1.Hartanya 2.Keturunanya 3.Kecantikanya 4.Agamanya, Maka pilihlah agamanya,,maka beruntunglah kedua tanganmu,, Itulah sebuah pijakan utama buatmu memilih calon istri.
Wahai calon suamiku,,,,,,,,, Jika harta yang engkau idamkan,,,maka ketahuilah diriku bukanlah orang yang berada,,,tiada harta yang dapat kupersembahkan dalam ijab qobul kita nanti,,,tiada harta sebagai jaminan. Bahwa engkau akan melewati sedikit kesenagan apabila ijab qobul telah di lafadzkan,,,,, 

"Dan diantara tanda'' kekuasaanya ialah Dia menciptakan untukmu istri'' dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya dan di jadikannya diantaramu rasa kasih dan sayang,,sesungguhnya yang demikian itu benar'' thadap tanda'' bagi kaum yang berfikir (QS,Ar Ruum 21) Jika keturunan yang engkau dambakan ketahuilah bahwa aku hanyalah manusia biasa dari keluarga yang biasa pula ,,namun apa yang pasti aku adalah keturunan yang mulia,,,Ayah handa adalah Nabi Adam dan Ibunda Siti Hawa as,sama separtimu,,,, 

Maka bertakwalah,,,sesungguhnya Allah menyukai orang'' yang bertaqwa kepadanya,,,, Kecantikan adalah pandangan utama setiap insani,,,,,,,,,,,,,,malah aku meyakini bahwa engkau juga tidak terlepas sprti manusia lainya,,,ketahuilah wahai calon suamiku,,,,,,,,jika kecantikan itu yang engkau inginkan dari diriku engkau telah salah langkah,,,,,,,,,tiada kecantikan yang terlihat orang lain yang dapat kupertontonkan padamu,,,,telah aku hijabkan kecantikan diriku ini dengan amalan keta'atan kpada tuntunan agama yang kucintai,,,, Engkau hanya akan sia'' jika hanya menginginkan kecantikan lahiriyah semata dan aku tidak dapat menyajikan.. 

Bahwa aku mampu membahagiakan rumah tangga kita nantinya,,karena aku memerlukan engkau untuk bersamaku untuk menegakkan rumah tangga kita nantinya,, Aku ingin menjadi istri yang senantiasa mendapat keridhoan dari Allah dan suamiku ,,,,,,,,,,hal itu tak lain untuk memudahkan aku membentuk rumah tangga muslimah antara aku,engkau dan anak'' kta nantinya untuk di bina dngn keta'atan kepada Allah SWT,,,,,,, Kaum laki'' adalah pemimpin bagi kaum wanita,,oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki'')atas sebagian yng lain (wanita)dan karena mereka laki'' telah menafkahkan sebagian dari harta mereka (QS.An Nissa 34) Aku yakin bahwa engkau adalah pemimpin untuk diriku dan anak'' sebagai pewaris dakwah islam,,,

maka jadikanlah pernikahan ini nantinya sebagai asas pembangunan iman,,bukanya untuk memuaskan bisikan syaitan yang menjadikan ikatan pernikahan sbagai hawa nafsu semata,,,,, Semoga diriku dan dirimu senantiasa di dampingi rahmat dan keridhoan Nya,,,cukuplah tanggung jawabmu itu dngn nilai kesabaran dan ketabahan,,,,,,,,,,semoga kita akan menjadi salah satu dari jema'ah menuju ke syurga Nya ,,,,Insya'Allah,,,,,, "Ya Rabb,,,, Izinkan aq menjadi sekuntum bunga, Yg dihiasi dgn kelopak akhlaq mulia, Harum wanginya dengan ilmu agama, Cantiknya karna iman N taqwa, Namun keindahan zahirnya Q simpan rapi, Biar m’jadi rahsia yg kekal abadi, Bukan perhatian mata ajnabi, Yang menjadi puncak fitnah hati, Illahi Rabbi,,,,,

 Timbulkanlah duri yang memagari diri, Agar diriku terpelihara dari noda duniawi, Yang akan menghilangkan keharuman sejati, Yang akan memudarkan kecantikan diri, Dibalik kekurangan yg tercipta, Bukanlah alasan untuk bermuram durja, Karna setiap yang tercipta ada hikmahnya, Izinkan ya Allah agarku menjadi permata, Tetap menyinar walau di lumpur hina, Tetap berharga walau dimana saja, Buat ummah dan juga keluarga, Izinkan aq menjadi seindah mawar berduri, Yang menjadi impian setiap muslimah, Yang indahnya bukan untuk lelaki, Tapi permata utk yang bernama suami,,, Amin Allahumma Amin... Salam uhkuwah semoga bermanfa'at,,,,,^__^

Sebuah Renungan II

Saudaraku....
Hidup ini hanyalah sebuah perjalanan
Yang akhirnya akan sampai pada tujuan
Ibarat air yang mengalir
Ia akan sampai pada muaranya
Ibarat matahari yang terbit di ufuk timur
Ia akan tenggelam di ufuk barat
Begitulah....
tiap-tiap yang bernyawa pasti akan mati
Sekalipun....
Ia bersembunyi di lubang semut yang paling kecil
Beruntunglah siapapun yang selalu ingat akan dekatnya ajal kematian
Apalagi membuatnya semakin ingat
akan noda dan nista dirinya
Karenanya wahai saudaraku...
Rasanya tak ada yang dapat di sombongkan dalam hidup ini

Keangkuhan hanyalah bukti dari kebinasaan
Seindah apapun wajah yang dimiliki
Suatu hari akan berkerut
Sekaya apapun harta yang dipunyai
Suatu saat tiada berguna
Dan setinggi apapun pangkat dan jabatan yang di sandang
Suatu hari nanti pasti akan berakhir dengan pensiun

Saudaraku....
Renungilah setiap detik dari hidup ini
Bertafakur atas kekurangan dan kelemahan diri
Bila kita lahir terbungkus ari-ari
Lalu berbungkus baju...
suatu hari nanti akan ada saatnya kita berbungkus kain kafan
Bila dahulu wajah ini indah menawan
lalu pudar dan keriput
Mata begitu tajam..lalu mulai rabun
Rambut begitu hitam...kini mulai memutih
Betapa..hidup ini hanya sebentar
Dan maut..dapat menjemput setiap waktu...

Ketika Bahagia Dan Celaka Telah Ditentukan


‎Ketika Bahagia Dan Celaka Telah Ditentukan Sesungguhnya, seorang anak Adam, telah ditentukan oleh Allah, akan dimasukkan ke Surga atau Neraka jauh sebelum mereka dilahirkan, sebagaimana terdapat dalam hadits, “Allah menciptakan Adam, lalu ditepuk pundak kanannya kemudian keluarlah keturunan yang putih, mereka seperti susu. Kemudian ditepuk pundak yang kirinya lalu keluarlah keturunan yang hitam, mereka seperti arang.. 

Allah berfriman, ‘Mereka (yang seperti susu -pen) akan masuk ke dalam surga sedangkan Aku tidak peduli dan mereka (yang seperti arang-pen) akan masuk ke neraka sedangkan Aku tidak peduli.’” (Shahih; HR. Ahmad, ath-Thabrani dallam Al- Mu’jamul Kabir dan Ibnu Asakir, lihat Shahihul Jami’ no: 3233) Dari Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Kami duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau sedang membawa tongkat sambil digores-goreskan ke tanah seraya bersabda, ‘Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali telah ditetapkan tempat duduknya di neraka atau pun surga.’ (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah mengetahui bahwa seseorang telah ditentukan akan dimasukkan ke surga atau neraka, tentu akan timbul pertanyaan dan kesimpulan berdasarkan akal logika manusia yang lemah, “Kalau begitu buat apa kita beramal. Nanti udah capek-capek ibadah ternyata masuk neraka” atau perkataan semisal itu. Pertanyaan semisal ini pun banyak ditanyakan oleh para sahabat di berbagai kesempatan. Salah satunya adalah pertanyaan seorang sahabat ketika mendengar pernyataan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Tidak ada seorang pun di antara kalian kecuali telah ditetapkan tempat duduknya di neraka atau pun surga.’

 Maka para sahabat bertanya, ‘”Wahai Rasulullah, kalau begitu apakah kami tinggalkan amal shalih dan bersandar dengan apa yang telah dituliskan untuk kami (ittikal)?”‘ (maksudnya pasrah saja tidak melakukan suatu usaha – pen) Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ .ثُمَّ قَرَأَ ( فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ). الآية Beramallah kalian! Sebab semuanya telah dimudahkan terhadap apa yang diciptakan untuknya. Adapun orang-orang yang bahagia, maka mereka akan mudah untuk mengamalkan amalan yang menyebabkan menjadi orang bahagia. Dan mereka yang celaka, akan mudah mengamalkan amalan yang menyebabkannya menjadi orang yang celaka”

 Kemudian Nab shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca firman Allah, “Adapun orang yang memberikan hartanya di jalan Allah dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.” (HR. Bukhari, kitab at-Tafsir dan Muslim, kitab al-Qadar) 

Contoh lain adalah ketika sahabat Umar bin Khaththab bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, وسأله عمر هل نعمل في شئ نستأنفه ام في شئ قد فرغ منه قال بل في شئ قد فرغ منه قال ففيم العمل قال يا عمر لا يدرك ذلك إلا بالعمل قال إذا نجتهد يا رسول الله Umar radhiyallahu ‘anhu bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : Umar: Apakah amal yang kita lakukan itu kita sendiri yang memulai (belum ditakdirkan) ataukah amal yang sudah selesai ditentukan takdirnya? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: 
“Bahkan amal itu telah selesai ditentukan taqdirnya.” Umar: Jika demikian, untuk apa amal? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Umar, orang tidak tahu hal itu, kecuali setelah beramal.” Umar: Jika demikian, kami akan bersungguh-sungguh, wahai Rasulullah! (Riwayat ini disebutkan oleh al-Bazzar dalam Musnadnya no. 168 dan Penulis Kanzul Ummal, no. 1583). 

Sementara apa yang dilakukan sebagian orang dengan alasan ketetapan tersebut, kemudian mereka pasrah bahkan kemudian bermudah-mudah, bahkan melegalkan perbuatan maksiat maka hal ini tidak dibenarkan. Mereka yang melakukan ini beranggapan, bahwa mereka berbuat maksiat tersebut karena sudah ditetapkan, karena itu mereka tidak berdosa. Sungguh pendapat ini sangat jauh dari kebenaran.

Untuk menjawab kerancuan ini, bahwa seseorang ketika melakukan sesuatu, dia dihadapkan pada pilihan; melakukannya ataukah membatalkannya. Sementara saat menghadapi pilihan tersebut, ia tidak tahu apakah ia ditakdirkan melakukan kemaksiatan ataukah ketaatan. Kemudian, ketika ia memilih melakukan kemaksiatan, itu merupakan pilihannya namun keduanya terjadi berdasarkan takdir dari Allah. Lain halnya dengan orang yang dipaksa melakukan pelanggaran, ia tidak dihukum disebabkan melakukan pelanggaran tersebut, karena ia dipaksa melakukannya, bukan berdasarkan pilihannya sendiri. 

Jawaban lain bagi orang yang menjadikan takdir Allah sebagai pembenaran maksiat yang dilakukannya adalah sebagaimana yang dicontohkan oleh syaikh Utsaimin, bahwa ketika terjadi kasus semacam ini, kita katakan kepadanya, “Engkau menyatakan bahwa Allah telah mentakdirkanmu untuk melakukan maksiat sehingga engkau melakukannya, mengapa engkau tidak menyatakan sebaliknya, bahwa Allah mentakdirkanmu untuk melakukan ketaatan, sehingga engkau mentaati-Nya, sebab perkara takdir adalah perkara yang sangat rahasia, tidak ada yang mengetahuinya melainkan Allah ta’ala saja. 

Kita tidak tahu apa yang Allah tetapkan dan takdirkan itu melainkan setelah kejadiannya. Mengapa tidak engkau hentikan saja kemaksiatan itu, lalu engkau melakukan yang sebaliknya (ketaatan) dan setelah itu engkau katakan bawah hal ini aku lakukan dengan sebab takdir Allah.” (Syarah Hadits Arba’in) Ini sebagaimana seseorang yang lapar, tentu orang itu tidak akan diam saja agar kenyang. 

Tetapi ia akan berusaha untuk menghilangkan rasa laparnya itu dengan makan. Tidak mungkin ia menunggu saja hanya karena ia yakin sudah ditakdirkan akan kenyang. Demikianlah, karena seseorang tidak tahu apakah yang akan terjadi atau yang telah ditetapkan untuknya. 

Namun orang tersebut tentu tahu, agar kenyang atau hilang rasa laparnya ia harus makan. Demikian pula seorang mukmin, ia tahu bahwa untuk masuk surga maka ia harus berbuat ketaatan kepada Allah. Wallahu a’lam bi showab ~MRI~

MOTIVASI DAN MOTIVATOR


Hiduplah 1 jam,
tanpa kemarahan, tanpa hati jahat, tanpa pikiran negatif, tanpa pemborosan, tanpa kepalsuan, tanpa kemalasan, tanpa keserakahan, tanpa iri hati. 

Bila berhasil,
Silahkan mengulang kembali untuk 1 jam berikutnya , dan tambahkan dengan damai di hati, kesabaran, lemah lembut, murah hati, rendah hati, penguasaan diri.

AROGANSI KEKUASAAN


Sahabat Hikmah...
Siapapun kita...
Walaupun kita seorang anggota DPR, presiden, menteri, gubernur, bupati, direktur, manager, mandor, pemimpin, penguasa, dll.

JANGANLAH AROGAN !!!

Karena kita hanyalah seorang manusia...
Yang diciptakan dari setetes air yang hina...
Lahir degan kelemahan...

Tidak bisa cebok dan mandi sendiri..
Tidak bisa makan dan minum sendiri..
Lemah tergolek tak berdaya...

Tapi Allah yang memberikan kekuatan...
Sehingga kita kuat dan mandiri...

Allah memberikan ilmu...
Sehingga kita cerdas dan pandai...

Dan Allah memberikan amanah..
Sehingga kita berkuasa....

Dan pada saatnya nanti...
Kita akan mati tergolek lemah kembali..
Bahkan lebih lemah daripada saat kita lahir...

Kita tidak bisa mandi...
Sehingga kita dimandikan...

Kita tidak layak memakai baju...
Sehingga kita dikafankan...

Kita tidak bisa sholat...
Sehingga disholatkan...

Kita tidak layak tinggal di rumah...
Sehingga kita dikuburkan...

Dikembalikan ke tempat asalnya... Kembali menjadi tanah..
Dengan terlebih dulu dimakan cacing dan belatung...

Cukuplah ini menjadi pengingat kita...
Untuk tidak AROGAN dan SOMBONG !!!

“Dan jangnlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman: 18)

Sahabat mulia Ibnu Abbas Rodhiyallohu Anhuma ketika menafsirkan firman Alloh "Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia" ia berkata, “Janganlah kamu sombong dan merendahkan manusia, hingga kamu memalingkan wajahmu ketika mereka berbicara kepadamu.” (Tafsir ath-Thabiri 21/74)

Memalingkan muka saja tidak boleh..
Apalagi mendorong muka..?

Imam Ibnu Katsir mengatakan, “Firman Alloh ‘Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh,’ maksudnya janganlah kamu menjadi orang yang sombong, keras kepala, lagi berbuat semena-mena. Jangan kamu lakukan itu semua yang menyebabkan Alloh akan murka kepadamu.” (Tafsir al-Qur’ân al-Azhim 3/417)

Berjalan dengan angkuh saja tidak bileh..
Apalagi menghinakan dan merendahkan orang lain?

Semoga kejadian di berita-berita tentang AROGANSI anggota DPR tidak akan terulang.

Wallahu a'lam bishawab

SaHaBaT_____SeJaTi______Ku


Ketika aku tak mampu lagi menahan kesedihan di hati
Tak sadar bening kristal mengalir tak henti-hentinya

Merintih pilu gelapakan pandangan netra
Mengenang kau duhai sahabat SEJATIKU...!

Dan masih ku ingat bahkan masih melekat erat dalam idofi
Ketika kau tarik aku dari keterpurukan

Kau rengkuh jiwaku dari balik selimut nestafa
Kau tuntun aku ketikah langkahku gontai tertaih-tatih

Dengan ketelatenan mu kau bimbing aku untuk mengenal arti dari sebuah kehidupan yang fana...

Kau ajari aku menyulam benang kasih sayang
Agar senantiasa terjalin erat dalam ikatan ukhuwah

Kau hamparkan papan perapianmu
Untuk menghangatkan di kala jiwaku beku

Kau lapangkan dadamu untuk selalu ingatkan di saat aku lupa
Kau senatiasa luangkan waktu disaat aku butuh ruang curhat

Kau suguhkan lelucon-lelucon indah hingga hadirkan tawa ceria
Tak luput dari sendau guraumu yang memanjakan aku

Di kala fajar datang kau selalu ada melengkapi aktifitasku
Walau hanya sekedar ucapakan sapa satun pagimu

Di saat matahari berdiri tegak di atas ubun-ubun
Lirih suaramu selalu ingatkan aku untuk menyapa sang kholiq

Menjelang hening malam merayap sunyi
Lelahmu tak kau hiruakan untuk sekedar beri wejangan sebelum lenaku....

Sungguh....,
Teramat sangat BERAT hatiku melepas kepergianmu
Kau sangat BERARTI dalam hidupku...

Lelehan airmataku tak henti-hentinya mengiringi kepergianmu
Namun di hadapanmu aku berusaha tegar dan menyeka linangan airmataku...

Sebab, ku tak ingin kau kecewa menyaksikan bening kristal di mataku...


Sungguh kau adalah sahabat SEJATIKU....!!
Kau beri aku WARNA pelangi dalam HIDUKU...!!

Kupinta cinta pada-Mu makin bertambah

Bismillahirrahmanirrahim.

Kupinta cinta pada-Mu makin bertambah

Rabbana, dan bila waktu itu tiba,
kupinta cinta pada-Mu makin bertambah

Puluhan tahun perjalanan waktu, Tuhan … telah mengajari aku banyak makna kehidupan. Betapa cinta adalah sesuatu yang mudah melalaikan dan melenakan. Berapa banyak jumlah anak manusia yang terperosok karena cinta. Dan sungguh, bila saat itu tiba bagiku tuk merasakannya, ku tak ingin cinta pada-Mu menjadi berkurang.

Detik demi detik menjelang masa itu tiba, kecamuk rasa sungguh tak terlukiskan. Apalagi ketika berbagai macam fitnah dan ujian mencoba mengajak kami untuk lebih bersabar. Ketika ragu membuncah, tak ada tempat berpaling kecuali pada-Mu. Bila memang dia baik untuk dunia akhiratku, maka jalan menuju ridho-Mu itu pastilah Kau permudah. Namun sebaliknya, bila memang dia tidak semakin membaguskan iman dan amalku, maka bukan hal mustahil bagi-Mu untuk membatalkan semua.

Menjelang waktu itu tiba Ya Rabb, rasa pada-Mu semakin membuncah. Tlah kusaksikan keMahabesaran-Mu dalam setiap detiknya, peristiwa demi peristiwa yang seolah panggung sandiwara. Engkaulah Sang Maha Sutradara yang mengatur semua kejadian memang pas pada tempatnya. Meskipun sering kami tergugu diam, mencoba mencerna makna di balik semua rahasia besar-Mu. Tapi sungguh, tak pernah terbersit sedikit pun rasa untuk menghujat apalagi mempertanyakan Kemahabijakan-Mu.

Tak jarang kami lalai dan mencoba bermain api. Tapi sungguh, pengampunanmu tiada bertepi. Kami kecil Ya Rabb. Kami hanya setitik debu yang tak berarti tanpa rahmat dan kasih sayang-Mu. Kami berlumur dosa. Kami penuh dengan alpa. Kami hanya hamba yang belajar makna keikhlasan, ketaatan, dan kepasrahan.
Dan di penghujung waktu menjelang tibanya hari itu, izinkan kami menghiba memohon cinta dan ridho-Mu. Biarkan kami bersimpuh memohon belas kasih-Mu yang tak pernah ada ujungnya.

Terjalnya kehidupan, manis asamnya cerita yang terbingkai pada jalinan takdir, akhirnya berujung pada sebuah akhir penantian. Tlah Kau pertemukan aku dengan seseorang yang mengisi sisa usia bukan hanya di dunia saja bahkan di akhirat kelak. Seseorang yang membimbing tangan ini menapaki jalan-jalan menuju surga-Mu, insya Allah. Seseorang yang membuatku semakin mencintai-Mu dengan segenap kelebihan dan kekurangannya. Seseorang yang tak pernah menuntut apa pun kecuali ketaatan pada-Mu yang semakin bertambah.

Ya Ilahi Rabbi, kami melangkah sejauh ini hanya demi mengharap ridho-Mu. Bila itu tak dapat kami raih, lalu akan kemana lagi kami akan berpaling? Sedari mula kami beranjak, hanya cinta hakiki milik-Mulah sebagai tujuan. Pandulah kami menapaki jalan-jalan orang-orang shalih yang telah pernah terbentang sebelum kami. Dan bukan jalan orang-orang sesat yang tlah Kau murkai jalannya dan bukan pula jalan orang-orang kafir. Naudzubillah.

Ya Rabbana, Izinkan kami memulai mengarungi bahtera bersama, selamanya. Karuniakanlah cinta di hatiku dan hatinya sebagai bekal kami melanglang buana menjelajah cakrawala sampai kami tutup usia. Hingga pada akhirnya, sampai jua perjalanan kami menuju ke haribaan-Mu, berusaha memaknai cinta-Mu, dan merengkuh ridho-Mu dengan penuh kesyukuran. Izinkan kami Ya Allah. 
( Muhammad Zavied Firdaus)

Keep Your Spirit!!!

Kita pernah "DILUKAI"
dan mungkin pernah "MELUKAI"
tapi karena itu kita BELAJAR
tentang bagaimana cara menghargai, menerima, berkorban dan memperhatikan.

Kita pernah "DIBOHONGI"
dan mungkin pernah "MEMBOHONGI",
tapi dari itu kita belajar tentang KEJUJURAN.

Andaikan kita tidak pernah melakukan kesalahan dalam hidup ini, mungkin kita tidak pernah belajar arti diri MEMINTA MAAF dan MEMBERI MAAF.

Setiap waktu yang telah kita habiskan dalam hidup ini, tidak akan
terulang kembali. Namun ada satu hal yang masih tetap bisa kita lakukan,..
yaitu BELAJAR dari masa lalu untuk hari ESOK yang lebih baik.

Hidup adalah proses,
Hidup adalah belajar.
Tanpa ada batas umur,
Tanpa ada kata tua

JATUH, berdiri lagi
KALAH, mencoba lagi
GAGAL, bangkit lagi,
Sampai Allah memanggil:
"Waktunya PULANG"