Welcome to My Blog

Sabtu, 30 Maret 2013

Al Qur'an Sumber Inspirasi Science


Dalam surat Al Baqoroh ayat2 disebutkan: Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Dari ayat ini jelas sekali bahwa Al-Qur'an adalah buku petunjuk bagi mereka yang menginginkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Mari kita mengambil inspirasi dari ayat ini. Qur'an adalah kitab yg berisi petunjuk. Kalau kita bertanya, Petunjuk apa? Jawaban yang tepat adalah petunjuk atas "segalanya" yg dibutuhkan manusia dalam menjalani hidupnya di dunia dan petunjuk untuk menggapai Rahmat Allah swt, dan jalan menuju Allah swt.

Karena Al-Qur'an ini sebagai petunjuk maka marilah kita menjadikannya sebagai sumber inspirasi dalam segala disiplin ilmu. Pada tulisan ini saya akan mengajak anda untuk melihat secara umum bagaimana Al Qur'an ini sebagai inspirasi bagi Science, dan bagaimana ilmuwan-ilmuwan muslim pertama seperti ibnu Sina, Ar Razi, Ibnu Khaldun, Al Khawarizmi, dan yang lainnya menjadikan Al Qur'an sebagaisumber inspirasinya inspirasinya dalam mengembangkan science pada masa itu.

Pertama-tama, kita tadaburi surat Yunus ayat 101.
Katakanlah, Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi!" coba perhatikan, Allah memperintahkan kita untuk melakukan observasi dan penelitian terhadap apa-apa yang ada di langit dan di bumi. Namun untuk sampai pada kesimpulan-kesimpulan yang dapat dihimpun menjadi suatu sistem logis atau suatu kesatuan yang rasional yang kita sebut pengetahuan perlu digunakan pertimbangan-pertimbangan akal. Dan Hal ini pun diungkapkan Allah dalam surat An-Nahl ayat 12.

" Dan Dia menundukkan siang dan malam. matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang ditundukkan dengan perintahNya. Sesungguhnya dalam gejala-gejala itu terdapat ayat-ayat Allah bagi orang-orang yang mempergunakan akal."

Ayat-ayat Allah yang dimaksud dalam ayat ini adalah ayat kauniyah. Ilmu Pengetahuan (science) dan seluruh perilaku alam ini juga disebut sebagai ayat kauniyah Allah. Artinya, hanya dengan mempergunakan akal, kita bisa memahami science. Dan di ayat itu ada ilmu fisika yang sangat tersirat. Subhanallah.

Kemudian, pentingnya penggunaan akal dalam pembentukan science nyata dalam surat Az-Zumar ayat 9:

" Katakanlah, (wahai Muhammad). Apakah sama mereka yang berpengetahuan dan mereka yang yang tidak berpengetahuan? Sesungguhnya mereka yang menggunakan akallah yang dapat mengambil pelajaran."

Masih banyak lagi ayat-ayat dalam al Qur'an yang memerintahkan kita agar menggunakan akal pemikiran untuk melakukan observasi dan penelitian dalam rangka memahami Science (ayat-ayat kauniyah). Beberapa ayat ini hanya sebagian kecil dari sederaetan ayat-ayat Al Qur'an yang memotivasi ilmuwan muslim pertama semisal Ibnu Sina, Jabir ibnu Khaldun, Ar Razi, Al Khawarizmi dan yang lainnya melakukan observasi dan penelitian terhadap alam. Dan dari hasil observasi dan penelitian mereka memunculkan rumusan-rumusan konsep yang menjadi dasar ilmu pengetahuan modern.

Jadi pantas kota Cordoba dan Toledo di Spanyol dan Baghdad di Irak menjadi pusat peradaban Ilmu pengetahuan pada masanya, karena dikota-kota itulah Al Qur'an dan hadist dijadikan sumber inspirasi science dan pusat-pusat observasi dan penelitian dibangun. Kalau kita kaji lebih dalam biografi tokoh-tokoh ilmuwan pada saat itu maka kita dapati mereka adalah orang-orang yang banyak menguasai Al Qur'an. Ibnu Sina misalnya, ia telah menghafal Al Qur'an pada usia 10 Tahun. Subhanallah ya.

Sekarang ini kita umat muslim ketinggalan jauh dibelakang barat dalam mengembangkan science. Padahal Al Qur'an sebagai Petunjuk dan sumber Inspirasi Science ada di tangan kita. Kita hanya bisa mengklaim dibelakang kalau seluruh ilmu telah dijelaskan dalam Al Qur'an jauh sebelum ilmu itu di temukan. Coba anda perhatikan, saat seorang ilmuwan dalam penelitiannya menemukan kenyataan bahwa Gunung itu berjalan dan tiap tahun mengalami pergeseran beberapa centimeter. Apa yang dilakukan umat Islam? Paling tidak anda akan mendengar komentar mereka begini. "Subhanallah, Gunung berjalan sebenarnya telah dijelaskan dalam Al Qur'an 14 abad yang lalu sebelum penelitian itu Hasil penelitian ini membuktikan kebenaran Al Qur'an sebagai Wahyu Allah." Bahkan mereka menyebutkan ayatnya ut memperkuat klaimnya. Sementara mereka tidak berbuat apa-apa terhadap kemajuan sains. Kenapa bukan kita yang melakukan penelitian dan menemukan ayat-ayat kauniyah itu? Kenapa bukan kita yang terdepan dalam pengambangan sains?

Paling tidak ada dua sebab kenapa kita tertinggal dalam pengembangan sains dibanding barat.
Pertama, Umat Islam saat ini terlalu mempersempit kajian terhadap Al Qur'an hanya sebatas pada kajian Ruhiyah saja. Hampir seluruh ayat dalam Al Qur'an di pahami pada ranah Ruhiyah. Kalaupun ada kajian keilmuannya masih sangat sedikit. Masih terbatas pada ekonomi, Hukum, politik dan pemerintahan. Mestinya di kampus-kampus, mahasiswa muslim melakukan kajian keilmuan berdasarkan disiplin Ilmunya dengan mengambil ayat2 Al Qur'an sebagai inspirasinya. Kampus juga bisa mendorong mahasiswa ut melakukan observasi dan penelitian. Masih banyak ayat-ayat sains dalam al Qur'an yang belum terungkap.

Kedua, kita umat islam teruatama intelektual muslim di Indonesia masih kurang semangat dalam melakukan observasi. Kita pinginnya cepat lulus, cepat dapat kerja dan hidup enak. Sangat jauh bila kita bandingka dengan barat. Disana sangat mendukung upaya observasi demi pengembangan ilmu pengetahuan.

Saatnya bagi kita sekarang untuk memperluas kajian terhadap Al Qur'an. Menjadikannya sebagai sumber inspirasi. Tulisan-tulisan di blog ini kedepannya benar-benar terinspirasi dari ayat-ayat Al Qur'an. Kami akan menjadikan Al Qur'an sebagai Inspirasi dalam melejitkan potensi diri.

http://inspiringquran.blogspot.com

Tiga Kunci Sukses, Sebuah Inspirasi Dari Al Qur'an

Inspiring Qur'an Surah Faathir:29
Al Qur'an adalah lautan ide. Samudra inspirasi. menggali energi Al Qur'an. Disanalah Power of Winner terus menyala. Al Qur'an adalah lautan Ilmu yang tidak pernah kering. Sudahkah kita tundukkan hati untuk menggali inspirasi kemenangan dalam membangun kebahagiaan dunia dan akhirat?

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab (Al Qur'an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rejeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi. (QS.35:29)

Al Qur'an memberikan 3 kunci sukses tanpa batas. Tiga kunci kebahagiaan dunia dan akhirat. Ayat itu menggambarkan kepada kita betapa Maha Rahman dan Rahim-Nya Allah pada manusia. Hingga Allah memberikan 3 rahasia sukses serba guna. Pada bidang apapun pekerjaan anda, jika menggunakan 3 prinsip ini maka sukses pasti dapat anda raih. Sudah menjadi garansi Allah, Man Jadda Wa jada. Barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti dia akan berhasil.

Kunci sukses pertama.
Inspirasi QS.35:29 yang pertama yaitu, Yatslunal kitabullah. membaca Kitab. membaca buku. Uraian ini bukanlah tafsir, tapi mengambil inspirasi ayat Al Qur'an.

Sukses itu ada ilmunya. Kata Nabi, Jika ingin sukses di dunia milikilah ilmunya, jiia ingin sukses di akhirat juga punya ilmu. Jika anda ingin sukses dunia dan akhirat, juga ada ilmunya. mencari ilmu itu penting. Dan Gudangnya ilmu adalah buku. Hampir semua ilmu ada bukunya berikut derivatifnya. Kuncinya adalah membaca. Jadi jika ingin mengambil ilmu dari gudang ilmu maka anda harus membaca. Ayat Al Qur'an yang pertama kali turun adalah IQRO'. Bacalah. Jika ingin sukses anda harus banyak membaca. Semua orang sukses adalah mereka yang gemar membaca. Koleksi bukunya banyak, bisa ratusan bahkan ribuan koleksi buku. Bagaimana dengan anda? Mereka punya perpustakaan pribadi. Anda bagaimana? Milikilah buku jika ingin sukses. Rajinlah membaca. Bukan sekedar membaca buku, tapi mengambil nilai-nilai positif dari sumber bacaan. membaca berarti memasukkan hal-hal positif dalam pikiran anda. Semakin banyak hal positif yang masuk maka nilai negatif akan tersingkir dari pikiran anda. Pikiran positif menghasilkan perasaan yang positif. Jika Pikiran dan perasaan sudah positif, optimis maka sikap anda menjadi baik. Sikap yang baik mempengaruhi 95 persen kesuksesan anda.

Buku adalah sumber inspirasi, sumber motivasi. Al Qur'an adalah lautan ilmu yang tidak pernah kering. Samudera Inspirasi. Di sanalah Power of success terus menyala. Full motivation.

Kunci sukses ke dua.
Inspirasi QS.35:29 yang kedua adalah Mendirikan Sholat. Jika pada inspirasi pertama adalah membaca buku. Itu maksudnya adalah dalam rangka meningkatkan kapasitas intelektual (IQ). Maka inspirasi kedua ini adalah meningkatkan kualitas spiritual. Spiritual Qoutient (SQ).

Membaca buku dalam rangka memperlebar ruang kemungkinan sukses dalam otak anda. "Pemikiran akan melahirkan kenyataan" kata Dr Elfiky Ibrahim dalam bukunya, Terapi berpikir positif. Apa yang anda pikirkan tentang diri anda akan menjadi kenyataan pada waktu yang sama, dan kenyataan itu tidak akan berubah hingga anda mengubah pikiran anda. Kalau Mendirikan sholat (SQ) adalah untuk meningkatkan kualitas keyakinan diri untuk sukses. Keyakinan akan pertolongan Allah untuk meraih kesuksesan. Bukan sukses di dunia semata, tapi sukses dunia dan akhirat. Banyak orang yang kaya tidak pandai bersyukur, tidak sohlat. Kecerdasan spritualnya rendah. Manusia hanya merencanakan, Allah yang menentukan. Bekerja dan yakin Allah pasti akan membantu. Ini adalah prinsip sukses orang beriman. Tawakkal Ilallah. Segala persoalan ada solusi spiritualnya. "Mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat," kata Allah. Ala bi Dzikrullah tath mainnal qulub. Sholat dan dzikir memberikan ketenangan pada jiwa. Hati yang tentram membuat pikiran jadi tenang. Kalau pikiran sudah tenang, ide-ide kreatif akan muncul dan sukses sudah pasti. Jika sukses sudah didapat, kembali bersyukur. Perbanyak dzikir, ucapkan alhamdulillah, subhanallah, dan istighfar,....Astaghfirullah.

Jika anda bersyukur, maka Allah akan membuka pintu-pintu rejeki dari segala penjuru. Derpan- belakang, atas-bawah. Harta menjadi berkah, hati kembali tentram. Bahagia sudah pasti. Di dunia sukses, akhirat mendapat Rahmat Allah. Subhanallah, Allahu Akbar.

Kunci sukses ke Tiga.
Inspirasi QS.35 yang ketiga adalah berinfak. Infak ini dalam rangka meningkatkan kepekaan sosial. Emotional quotient (EQ). Infak akan membersihkan harta, membahagiakan orang miskin. Salah satu do'a yang mustajab adalah do'a orang-orang miskin. membahagiakan mereka, kita akan mendapat do'anya. Infak juga membantu Allah. Intangsurullaha yangshurkum. Jika anda menolong Allah maka Allah akan menolong anda. Subhanallah. Janji Allah sudah pasti. Allah akan melipatgandakan harta orang-orang yang berinfak 10 kali lipat hingga 100 kali lipat. Bayangkan, jika anda berinfak 10 ribu rupiah, maka Allah mengganti harta anda menjadi 100 ribu hingga 1 juta rupiah. Wouw, luar biasa. Infak bukannya mengurangi harta, justru menambah harta. sudah banyak bukti. Infak memperkaya anda bukan membuat miskin. Tidak ada dalam sejarah orang yang dermawan akhir hidupnya miskin. Umar bin Khattab menginfakkan sebagia hartanya di jalan Allah. Apaka kemudian Umar miskin? Tidak. Umar seorang saudagar yang kaya raya. Usman bin Affan membiayai seluruh kebutuhan logistik dan kebutuhan perlengkapan lain dalam perang tabuk seorang diri. Menginfakkan seluruh keuntungan dagangnya kepada penduduk Madinah dan Usman bin affan tidak pernah miskin.Justru semakin Kaya raya. Abu bakar Ash Shidiq lebih dahsyat lagi, menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah, sehingga ketika Rasulullah bertanya, "Ya Abu bakar, apa yang anda sisakan buat keluarga anda?" "Aku tinggalkan Allah dan RasulNya untuk mereka." jawab Abu Bakar mantap. Jawaban seperti itu hanya bisa keluar dari jiwa yang kualitas spiritual quotientnya tinggi. Apakah kemudian Abu Bakar dan keluarganya jadi bangkrut dan miskin? Tidak. Mereka tetap kaya. itulah janji Allah. Barangsiapa yang menginfakkan hartanya di jalan Allah maka Allah akan menggantinya berlipat-lipat 10 sampai 100 kali lipat. Subhanallah, bagaimana dengan anda?Boleh jadi kita tidak kaya-kaya karena infak yang kita keluarkan hanya sedikit. Hanya uang receh, 100 rupiah. sehingga balasan yang didapat pun hanya sedikit 1 000 rupiah hingga 10.000 rupiah. Parahnya, sudah sedikit tidak ikhlas lagi. Trus takut miskin. Sekarang saatnya untuk mengubah paradigma kita. Jika ingin kaya, perbanyak dan perbesar infak. Sekecil apapun kebaikan yang anda lakukan pasti akan menjadi saham kebahagiaan. QS. Al Zalzalah :7. Sudah siap? Ingat ! Lakukan dengan ikhlas. Innamal a'malu binniyat, segalanya tergantung dari niat.

Dr. Napoleon Hill selama 25 tahun meneliti lebih dari 500 orang sukses di Amerika. Ia menulis dalam bukunya "Think & Growth Rich" apa yang kita pikirkan dan percaya, maka kita pasti dapat meraihnya. "Pikiran melahirkan kenyataan" kata Dr. Elfiky Ibrahim dalam bukunya Terapi Berpikir Positif.

Qum Fa Andzir!


Bangkit dan beri peringatan
Bunuh dan campakan kecemasan
Bunuh dan singkirkan kemalasan
Tumpas dan kuburkan kepalsuan

Sekarang saatnya engkau tengadah menghadapi badai kehidupan. Walau hari-hari diharu huru-hara, diburu bara-bara biru atau dijarah fitnah paling nanah. Tetaplah mandiri walau didera deru desing peluru didebu bau mesium. Karena engkau bukan tiang keropos, tetapi baja yang memancangkan bangunan tinggi menjulang.

Tempatmu bukan di masa lalu. Mereda mimpi apologia memuja karya yang bukan dari keringatmu sendiri, karena engkau adalah putra masa depan. Bukan pula tumpukan kardus yang mendebu abu, tetapi engkau adalah birunya api. Panasnya panas yang menggelaparkan segala kemunafikan angkara murka. Tancapkan kaki, tapaki bumi, gantungkan cita-citamu di bintang suroya.

Bagaikan nahkoda berdiri di anjungan. Tiada tangisan kecuali senyuman merekah saat biduk digila badai. Semakin menggila prahara semakin menggula cinta. Hampasan ombak memerah darah. Angin lautan menderu-deru dengdangkan harapan. Matanya tak berkedip menatap waspada tajamnya batu-batu karang siap menghadang. Ketika biduk diterkam gelap gulita. Ketika raga meragu awak kapal bimbang terguncang. Sang nahkoda tetap berdiri di anjungan, nuraninya berbisik, cukuplah bagiku bintang-bintang penuntun pasti, kemanakah biduk mesti mengarah. Tak perlu gelisah mentari tenggelam. Bukankah di gelapnya malam, begitu banyak bintang-bintang gemerlapan?

Qum fa andzir!

Kini saatnya bagimu membakar hanguskan rasa cemas. Menebar benih para mujahid paling elegan. Dengan pedang kelewang berkilat cinta maka sampah dan campakan segala dendam kesumat para pialang. Sambil menyibak masa depan, bergurulah pada sejarah, bercerminlah dari orang-orang yang unggul. Mandikan seluruh tubuh dengan keringatmu. Getarkan jiwamu dengan hikmah para arifin. Reguklah kehidupan dan simpulkan!

Hidup adalah rangkain keputusan, hidup adalah kumpulan catatan yang membutuhkan kesimpulan kemudian tindakan. Engkau terlahir bukan sebagai pecundang, kemudian bersera diri dan menunggu keputusan orang. Tancapkan tekad dan pikiranmu yang paling tajam untuk berani memutuskan kehendak sendiri. Engkau bukanlah bayangan-bayangan yang dibentuk cahaya. Engkau cahaya benderang, harapan jiwa dikegelapan.

Qum fa andzir!

Bangkit dan guncanghkan. Abaikan para pendengki si juru fitnah. Lemparkan selimut kemalasan. Datangi gudang-gudang ilmu. Masuki gedung-gedung menjulang. Temukan makna hidup hilang. Pakailah jubah keberanianmu yang paling cemerlang. Karena engkau bukanlah pengemis yang merintih. Engkau cahaya matahari yang tak pilih kasih.

Jangan tergoda butiran pasir berserakan yang mebuat ombak samudra tertawa canda. Jadilah batu karang! Kukuh tangguh, menatap gagah, menyongsong gigih hampasan ombak denga tertawa. Walau kepedihan menyayat raga, tak perlu mengahamba diri pada dunia. Bagi mujahid sejati, lebih baik jadi singa sehari daripada domba seribu hari. Tidak perlu sedu sedan atau tangisan ratapan karena kehilangan dunia, tapi jadikan dunia meratap sendu dalam tangisan karena kehilangan dirimu.

Qum fa andzir wa rabbka fakabbir.

Tebarkan iman dengan cinta. Gubah dunia dengan prestai. Jadikanlah hidupmu penuh arti. Kemudian bolehlah besiap untuk mati. Basahkan bibirmu mengucap puji Illahi Rabbi, Laa Illaha Ilallah.

(Drs. H. Toto Tasmaran; Buku Menuju Muslim Kaffah)

Kamis, 21 Maret 2013

Cintaku Bukan untuk Kubunuh


Posted: 19 Mar 2013 09:28 PM PDT
Apabila ada satu tema yang tidak pernah habis diceritakan dari mulut ke mulut, dinyanyikan dalam lagu-lagu, dikisahkan dalam berbagai novel, diekspresikan dalam puisi dan tari, dilantunkan dalam doa-doa, dan menyala-nyala di setiap hati manusia, maka itu adalah cinta.

Apabila ada energi manusia yang lebih dahsyat dari tenaga nuklir, lebih riuh dari halilintar, lebih menyala dari api, lebih sejuk dari embun, lebih tenang dari danau, maka itu adalah cinta.

Apabila ada drama manusia yang melibatkan kerinduan yang mencekam, kebimbangan yang menggamangkan, kasih sayang yang terdalam, kecemburuan yang membakar, kesetiaan yang tak terusik, kebersamaan yang tak terpisahkan, kesendiriaan dalam kerinduan, maka itu adalah cinta.
Iya, itulah cinta.

Cinta, kiranya Allah senantiasa memuliakannya, mula-mula permainan, lama-lama sungguh-sungguh. Cinta memiliki makna yang dalam, indah, dan agung. Tidak ada kata yang kuasa melukiskan keindahan dan keagungannya. Hakikat cinta tak dapat ditemukan selain dengan segenap kesungguhan pengamatan dan penjiwaan. Cinta tak dimusuhi agama dan tak dilarang syariat-Nya. Cinta adalah urusan hati, sementara hati adalah urusan Ilahi.
Sejatinya cinta merupakan sesuatu yang bersemayam dalam jiwa yang terdalam. Bisa jadi seseorang jatuh cinta karena suatu “sebab”. Segala ragam cinta yang tumbuh karena suatu “sebab” akan sirna bersamaan dengan sirnanya sang “sebab”, akan mekar bersamaan dengan mekarnya sang “sebab”, akan berkurang bersamaan dengan berkurangnya sang “sebab”. Cinta ragam ini akan menguat manakala “sebab cinta” mendekat dan akan mengendur manakala “sebab cinta” menjauh. Tidak ada cinta yang abadi, selain cinta suci yang keluar dari relung hati. Cinta ragam ini tak akan sirna, kecuali ajal datang menjelang.
* * *
Di antara sebagian sifat orang yang diterpa cinta adalah suka menyembunyikan perasaannya. Ia enggan mengaku kala ditanya. Ia bertabiat seolah tidak sedang memendam cinta. Ia tampil sesantai-santainya, agar orang mengira bahwa ia tidak sedang dimabuk cinta. Ia enggan bila diajak berbincang perihal cinta. Padahal, api cinta sedang membakar jiwanya.

Boleh jadi mulutnya diam seribu bahasa. Akan tetapi, lihatlah langkah dan tatapan matanya menyiratkan apa yang berkecamuk dalam dadanya. Ia serupa api dalam sekam. Atau serupa aliran air di perut bumi yang dalam. Mula-mula, boleh saja ia kuat menyembunyikan gelagak cintanya. Namun, karena gelombang cinta selalu mendera dalam jiwa, akhirnya ia pun tak kuasa menyembunyikan cintanya.

Orang yang menyembunyikan cintanya mungkin karena khawatir atau malu, kalau-kalau orang lain tahu bahwa ia sedang diterpa cinta. Ia mengira, jatuh cinta adalah kelemahan yang tak pernah mendera orang beriman. Ia mengira jatuh cinta adalah aib bagi orang yang paham agama. Oleh karena itulah, ia khawatir, kalau orang tahu bahwa ia sedang jatuh cinta, mereka akan menilainya sebagai orang yang tidak saleh dan tak taat beragama. Pendapat demikian jelas keliru. Sebab, sejatinya sebagai muslim beriman, ia hanya dititahkan untuk memelihara dirinya dari hal-hal yang diharamkan Allah, kala godaan datang menghampirinya.
Mencintai keindahan dan membiarkan cinta bersemi bukanlah hal yang hina, apalagi dosa. Jiwa dan hati kita senantiasa berada dalam genggaman Allah Yang Maha Menggenggam. Dia tak pernah memerintahkan hati kita, kecuali untuk menimbang mana yang benar, dan mana yang salah, kemudian meyakini dan meniti jalan yang benar sepenuh hati kita. Sementara itu, cinta bukanlah dosa. Ia adalah tabiat alami manusia. Yang seharusnya kita lakukan adalah mengendalikan segala anggota tubuh kita, agar tak terperosok dalam hal-hal yang diharamkan oleh Dia.

Akan menghinakah mereka yang tak kenal cinta
Sungguh, cintamu padanya wajar adanya
Mereka bilang, cinta bikin kau hina
Padahal, kau orang paling paham agama
Aku katakan kepada mereka
Iri kepadanya kalian tunjukkan selamanya
Jawabnya, karena ia mencinta
Pujaan jiwa pun mencintainya sepenuh hatinya
Kapan Muhammad pernah mengaharamkan cinta
Juga, apakah ia menghina umatnya yang jatuh cinta
Janganlah kau berlagak mulia
Dengan menyebut cinta sebagai dosa
Jangan kaupedulikan apa kata orang tentang cinta
Entah yang menyapa keras atau halus biasa
Bukankah manusia harus menetapi pilihannya
Bukankah kata tersembunyi tak berarti diam seribu basa

* * *

Mata mengawasi, hati mencari-cari, dan telinga pun merasa indah setiap kali mendengar namanya. Perasaan itu begitu kuat bersemayam di dada. Bukan karena kita menenggelamkan diri dalam lautan perasaan, tetapi seperti kata Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, “Andaikan orang yang jatuh cinta boleh memilih, tentu aku tidak akan memilih jatuh cinta.”
Terkadang perasaan itu mengganggu, hingga tuk berpikir jernih pun kita tak sanggup. Membuat kita banyak berharap, sehingga mengabaikan setiap kali ada yang mau serius. Kita sibuk menanti sampai batas waktu yang kita sendiri tak berani menentukan. Kita merasa yakin bahwa dia jodoh kita, atau merasa bahwa jodoh kita harus dia, tetapi tak ada langkah-langkah pasti yang kita lakukan. Akibatnya, diri kita tersiksa oleh angan-angan.

Persoalannya, apakah yang mesti kita perbuat ketika rasa cinta itu ada? Kita bisa menengok sejarah betapa para salafus saleh terdahulu mengambil sikap yang sangat indah tentang dua orang yang saling mencintai. Mereka tidak memisahkan begitu saja, sebab tak ada yang tampak lebih indah bagi dua orang yang saling mencintai kecuali menikah. Bukankah ini berarti masih ada ruang untuk menjadikan rasa cinta yang datang tanpa diundang itu sebagai penguat tekad menuju jenjang pernikahan? Bukan meninggalkannya serta merta.
Tidakkah kita ingat kisah klasik tentang cinta yang tertuliskan dalam sejarah, betapa terkejut dan berdegup kencangnya dada Ali ketika Fathimah berkata sesungguhnya ia mencintai seorang laki-laki sebelum menikah dengan Ali?

Terkadang diri kitalah yang tidak bisa membedakan antara menjaga pandangan, mengendalikan perasaan, dan mengingkari perasaaan. Kita menganggap perasaan suci itu sebagai sesuatu yang kotor. Kita membunuh, atau bahkan menghancurkannya. Namun sejatinya, perasaan itu, hanya butuh kita kendalikan, hanya cukup kita arahkan.

David Hadi, Bandung