Welcome to My Blog

Senin, 04 Juni 2012

ANALISIS "S-W-A" DALAM KARIR


  1. Strength (Kekuatan): Dalam usaha untuk mencapai hasil yang maksimal kita di tuntut untuk dapat mengukur kemampuan dalam melakukan pekerjaan:
a.    Bakat.
b.    Minat.
c.    Kemampuan Teknis.
d.    Kemampuan non teknis.
e.    Kekuatan Karakter.
  1. Weakness (kelemahan): Kita juga harus mengetahui kelemahan yang ada dalam diri kita. Dengan demikian, kita akan bisa bertindak dengan lebih hati-hati dan penuh dengan pertimbangan.
  2. Ambition (Ambisi) : Kita juga harus mengetahui apa tujuan kita dalam berkarier,visi dan misi kita. Hal ini akan lebih mengarahkan motivasi kita untuk mencapai goal tersebut, dan membuat kita tetap fokus.
  3. Positive Thingking (Berpikiran Positif): hal ini dirasa sangat perlu,sehingga kita selalu memiliki konsep diri yang positif. Percaya dengan kemampuan dan potensi diri, tidak mudah menyerah dan tahan banting.
  4. Proactive Communication (komunikasi yang Proaktif) : arah komunikasi ini adalah kita dituntut selalu aktif dalam berhubungan dengan lingkungan, sehingga kita dapat mengetahui informasi terbaru di sekitar kita.
     Source : (Psikologi Plus,Volume II no. 6 Desember 2007)

PERENCANAAN STUDI LANJUT


A.    Bentuk-bentuk Perguruan Tinggi
1.      Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program pendidikan kejuruan di lingkung pendidikan tinggi :
Contoh : ABA, AKPER, AKBID, dll
2.      Sekolah Tinggi adalah PT yang melaksanakan satu bidang pendidikan kejuruan yang hanya terdiri satu fakultas, tapi bisa lebih dari satu jurusan
Contoh : STAN, STO, STPDN, dll
3.      Institut atau PT yang melaksanakan prog. Pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam satu bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni. Institut/PT dapat terdiri dari beberapa fakultas dan tiap fakultas bisa lebih dari satu jurusan.
Contoh : ITB, ITS, STS, IAIN, INTAN, dll
4.      Universitas adalah PT yang melaksanakan  prog. Pendidikan yang bersifat keilmuan dan kejuruan dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Universitas dapat terdiri dari banyak fakultas dan fakultas dapat terdiri dari beberapa jurusan.
Contoh : UGM, UNS, UNDIP, UNILA, dll
Sebuah PT, seperti Universitas, Institut, sekolah Tinggi akan meluluskan mahasiswa dengan gelar sarjana. Lama kuliah tergantung kemampuan setiap mahasiswa, minimal 4 tahun maksimal 7 tahun.
B.     Status Perguruan Tinggi
1.      Perguruan Tinggi Negeri
2.      Perguruan Tinggi Swasta
1. Status Ijin Operasional
2. Status Terdaftar
3. Status Diakui
4. Status Disamakan
C.     Nama dan alamat perguruan tinggi di Indonesia
-          silahkan browse di google
D.    Nama dan alamat perguruan tinggi swasta di Indonesia
-          silahkan browse di google
E.     Perguruan Tinggi yang Sesuai dengan Tamatan SMK
Tidak setiap Fakultas yang ada di perguruan tinggi dapat menerima tamatan SMK dengan berbagai program keahlian yang ada, tetapi sesuai dengan perkembangan pendidikan bahwa tamatan SMK sekarang lebih leluasa dalam memasuki Perguruan Tinggi, karena syaratnya lebih mudah jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Budi Pekerti


1.      Pengertian Budi Pekerti
Secara etimologis budi pekerti berasal dari kata budi dan pekerti. Kata “budi” berasal dari “bud” yang dalam bahasa sansekerta berarti kesadaran, budi, pengertian, pikiran dan kecerdasan. Kata “pekerti” yang berarti aktualisasi, penampilan, pelaksanaan atau perilaku. Dengan demikian secara etimologis budi pekerti berarti penampilan diri (aktualisasi diri) yang berbudi. Sedangkan secara konseptual budi pekerti adalah budi yang dipekertikan (dioperasionalkan atau dilaksanakan) dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan jati diri, keluarga, masyarakat dan bangsa (Balitbang Dikbud, 1995).
2.      Tujuan Pendidikan Budi Pekerti
1)   Tujuan Umum yaitu bertujuan untuk menanamkan nilai-nilia budi pekerti luhur kepada peserta didik supaya menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
2)    Tujuan Khusus
a.       Menciptakan kondisi dan suasana sekolah agar menjadi cerminan dan sumber pembentukan budi pekerti luhur yang dicontohkan oleh aparat sekolah, kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, BP3, Osis dan peserta didik serta pengurus yayasan.
b.      Membina kepribadian peserta didik berdasarkan nilai, norma, moral luhur bangsa Indonesia yang tercakup dalam nilai-nilai keberagamaan, kemandirian dan kesusilaan.
c.       Membiasakan peserta didik agar berpola piker, bersikap berkata, dan bertindak mencerminkan nilai, norma dan moral luhur bangsa Indonesia yang berdimensi nilai-nilai keberagamaan, kemandirian dan kesusilaan.
3.      Materi Pendidikan Budi Pekerti
Materi pendidikan budi pekerti mencakup tiga dimensi yaitu dimensi keberagamaan, dimensi kemandirian dan dimensi kesusilaan. Setiap dimensi mengandung sejumlah nilai-nilai yang ditetapkan sebagai lingkup pendidikan Budi Pekerti. Adapun nilai dalam dimensi tersebut adalah sebagai berikut:
a.    Nilai-nilai keberagamaan
a)     Kekhusukan hubungan dengan Tuhan
b)    Kepatuhan terhadap agama
c)     Perbuatan baik dan ikhlas
d)    Pembalasan atas perbuatan baik dan buruk
e)     Rasa syukur
b.    Nilai-nilai kemandirian
1.    Harga diri
2.   Etos kerja (kemauan untuk berubah, hasrat mengejar kemajuan, serta cinta ilmu teknologi dan seni).
3.    Bertanggung jawab.
4.    Keberanian dan semangat.
5.    Keterbukaan
6.    Pengendalian diri
7.    Berkepribadian mantap
8.    Berpikir positif
9.    Mengenal potensi diri
c.    Nilai-nilai kesusilaan
1.    Cinta dan kasih saying.
2.    Kebersamaan dan gotong royong.
3.    Kesetiakawanan.
4.    Tolong menolong.
5.    Tenggang rasa (tepo sliro).
6.    Hormat menghormati.
7.    Tata karma dan sopan santun.
8.    Rasa malu.
9.    Kejujuran.
Sumber: Makalah “Pendidikan Budi Pekerti di SMU”: Proyek Operasi dan Perawatan Fasilitas DIKDASMEN

CARA BELAJAR EFEKTIF


 Peter Senge : "Learning is most effective when its fun"
A.     Pengertian Cara Belajar Efektif :
Adalah cara belajar secara kuantitatif dan  berkualitas, berkesinambungan sehingga menimbulkan perubahan secara akademis dan perilaku yang lebih baik ( disiplin dan kebiasaan ).
B.     Cara Belajar Efektif di Sekolah :
Sebelum mulai belajar ciptakan terlebih dahulu suasana “fun”, gembira, bahagia, senang, sehingga suasana otak relaks, kebutuhan oksigen dan gizi terpenuhi. Agar kesiapan belajar menjadi milik kita perhatikan hal-hal sebagai berikut :
1.    Biasakan berangkat sekolah tepat waktu, tidak terlambat dan tidak membolos, karena pelanggaran dengan segala konsekwensinya akan membuat jiwa tidak tenang
2.      Jadilah siswa yang simpatik, karena orang yang simpatik akan disenangi banyak orang
3.      Proaktif dalam belajar, karena guru sekarang lebih banyak sebagai fasilitator, konsentrasikan pikiran dan kegiatan belajar kamu
4.      Bila ada pelajaran yang kosong, manfaatkan perpuswtakaan, Ingat waktu berjalan sekali dan tidak akan terulang. Bacalah buku di perpustakaan baik yang ada kaitannya dengan mata pelajaran maupun buku-buku umum, majalah, Koran atau yang lain. Ingat, orang yang tidak suka membaca tidak akan tahu informasi, orang yang tidak tahu informasi berarti bodoh, orang bodoh dekat dengan kemiskinan.
5.      Lengkapi Buku Catatan
6.      Hindari kebiasaan menyontek dalam ulangan
7.      Biasakan berdoa sebelum beraktifitas
8.      Usahakan kondisi tubuh dalam keadaan sehat dan segar
9.      Menepati Jadwal
10.  Biasakan baca dulu sebelum guru mengajar
11.  Biasakan mengulang pelajaran yang diberikan guru di sekolah sesampai di rumah
12.  Minta bantuan orang tua atau orang terdekat dalam mengerjakan tugas ( jika perlu )
13.  Setelah selesai belajar malam, siapkan buku untuk esok harinya
14.  Selalu berdo’a agar diberikan kemudahan dalam belajar dan mengerjakan ulangan di sekolah.
15.  Rekam semua rangkuman pelajaran dan putar dalam keadaan santai, ini merupakan cara efektif untuk menghafal / membuat kesan di otak kita.

Problem Solving


Dalam hidup ini masalah pasti akan datang silih berganti. Entah itu karena kita sendiri atau dari lingkungan luar, yang jelas masalah akan datang setiap waktu. Oleh karena itu perlu kita cermati juga masalah yang muncul senantiasa biasa mengakibatkan kita jatuh atau termotivasi untuk koreksi diri kita sendiri.
Maka dari itu, disini akan dijelaskan secara singkat bagaimana kita menyikapi permasalahan yang selalu pada diri kita dan juga bagaimana agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
Masalah timbul biasanya karena tidak kesesuaian diri dengan stimulus yang datang. Untuk mengatasi masalah seyogyanya harus;
1.      Merumuskan masalah
Untuk mengetahui hakikat dari suatu tidaklah mudah, karena masalah yang sebenarnya dihadapi sering terselubung dalam berbagai bentuk berupa gejala-gejala yang tampak dan tidak tampak. Oleh sebab itu diperlukan keahlian, pendidikan dan pengalaman untuk dapat mencari sebab akibat yang tepat guna mencari pemecahannya. Demikian juga halnya dengan masalah yang perlu dipecahkan melalui satu keputusan. Apa yang tampak seperti masalah dalam satu Organisasi belum tentu merupakan masalah yang sebenarnya. Yang terlihat itu mungkin hanya gejalanya, Sedangkan hakikat yang sebenarnya dari masalah itu perlu dipahami lebih mendalam. Orang Amerika (Industriawan Charles F Kattering) mengatakan bahwa “Suatu masalah yang sudah didefinisikan dengan baik berarti sudah setengah terpecahkan”.
2.      Analisa sebab akibat
Setiap masalah yang akan dipecahkan perlu diketahui sebab masalah itu terjadi dan akibat/konsekuensi yang akan muncul bila tidak diatasi. Dalam menganalisa sebab akibat dari suatu masalah memerlukan pengetahuan dan pengalaman, memerlukan data dan fakta yang jelas. Tanpa hal itu akan sulit mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Hal ini bertujuan untuk memperkecil resiko yang akan muncul dari sebuah keputusan yang akan diambil dari pemecahan masalah yang dialami.
3.      Menghimpun alternatif pemecahan
Tahap berikutnya ialah menentukan atau mencari berbagai kemungkinan pemecahan dalam masalah yang dihadapi. Setiap alternatif harus dikaji faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambatnya.
4.      Memilih alternatif yang paling tepat
Untuk memilih alternatif keputusan yang akan diambil dalam penyelesaian masalah, perlu di ingat tentang materi,  waktu, sarana, dan kemampuan dalam melaksanakannya. Dengan kata lain alternatif yang dipilih dapat mempermudah tercapainya tujuan, dapat mengurangi kerugian, dapat mengurangi konflik dengan orang lain dan dapat memberikan kepuasan baik si permasalah atau orang lain yang ikut dalam masalah itu.
5.      Pelaksanaan keputusan yang telah diambil untuk penyelesaian masalah
Keputusan yang diambil akan dapat berfungsi apabila dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Oleh karena itu harus disusun rencana kegiatan pelaksanaannya.
Dari tahapan-tahapan yang telah dilakukan, sekiranya masalah yang terjadi dapat terselesaikan dan kemungkinan juga masalah tidak terselesaikan. Oleh karena itu tidak ada salahnya untuk menyiapkan rencana yang lain untuk mengatasi masalah.

Konsep Diri


  1. Self Esteem (Perasaan Positif): Belajarlah untuk mendiagnosa perasaan diri, baik perasaan yang positif maupun yang negatif.Bangunlah selalu perasaan positif terhadap diri.
  2. Self Eficay (Kayakinan Diri); Keyakinan diri yang dibangun berpondasikan perasaan poisitif sangat membantu dalam membangun keyakinan diri. Hal ini dapat dilihat dalam kegiatan siswa sehari-hari. Individu dengan keyakinan diri tinggi akan selalu ramah, bersahabat, murah senyum. Sebaliknya individu yang berkeyakinan diri rendah akan terlihat murung,berdiam diri, menyendiri, selalu merasa khawatir, cemas, was-was, gundah dll.
  3. Self Confidence (Kemampuan Diri); Kekuatan diri akan membuat kita akn dipandang mampu oleh orang lain. 
  4. Self Concept (Konsep Diri); Konsep diri yang baik, akan berdiri di atas pondasi perasaan positif, di atas pilar keyakinan diri dan kemampuan diri yang baik pula.
    Source : Psikologi Plus,Edisi Desember 2008

Analisis Turunnya Prestasi Akademik Peserta Didik


Apabila ada penurunan prestasi akademik pada peserta didik, maka bisa dilihat beberapa faktor di bawah ini:
A.      Faktor Internal
1.      Tingkat Kecerdasan, anak dengan tingkat kecerdasan yang tinggi, umumnya lebih mampu dan cepat dalam menyerap materi pelajaran.
2.      Kematangan Fisik; kematangan memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi fisiologis termasuk sistem syaraf dan fungsi otak menjadi berkembang. Hal ini akan meningkatkan kapasitas mental dan mempengaruhi keberhasilan belajar peserta didik.
3.      Usia Kronologis (Cronilogical Age); Individu yang lebih tua cenderung lebih kuat dan lebih sanggup melaksanakn tugas-tugas yang lebih berat. Lebih mampu menggerakan energi dan perhatiannyadalam waktu yang lebih lama, serta ingatan yang lebih baik.
4.      Kondisi Fisik;Anak dengan kondisi fisik sehat akan belajar lebih optimal.
5.      Kondisi Mental (Psikologis); Kondisi mental yang tertekan,frustasi, sakit, sedih,atau putus asa akan sangat mempengaruhi suasana belajar siswa.
6.      Pengalaman Sebelumnya; Bila siswa sebelumnya sudah belajar untuk materi yang akan diajarkan esok harinya,cenderung lebih siap dalam menrima pelajaran.
7.      Motivasi; Berhubungan dengan kebutuhan dan tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan belajar. Hal ini dikarenakanmotivasi akan mendorong, menggerakan, mengerahkan atau mengubah tindakan serta tujuan belajar.
B.       Faktor Eksternal
1.      Suasana lingkungan.
2.      Bimbingan pihak lain dalam kegiatan belajar.
3.      Reward.
4.      Punishment.
Source : Psikologi Plus,Edisi Desember 2008