6 keriteria wanita
6 keriteria wanita yang harus di jauhi oleh Pria, dan jangan jadikan sebagai istrinya..
 
 1. Wanita "Ananah" : wanita yang banyak mengeluh. Apa yang diberi atau 
dilakukan suami untuk rumah tangganya semua tidak suka dan tidak berpuas
 hati.
 
 2. Wanita "Mananah" : wanita yang suka meniadakan usaha 
dan jasa suami, akan tetapi sebaliknya menepuk dada dialah yang banyak 
berkorban untuk membangun rumah tangga. 
Dia suka mengungkit-ungkit apa yang dilakukan untuk kebaikan rumah 
tangga. Biasanya wanita ini bekerja atau berkedudukan tinggi dan bergaji
 besar.
 
 3. Wanita "Hananah" : Menyatakan kasih sayangnya kepada
 suaminya yang lain (bekas suaminya dahulu)yang dikawininya sebelum 
sekarang, atau kepada anak dari suaminya yang lain, dan wanita ini 
berangan-angan mendapatkan suami yang lebih baik dari suami yang ada. 
Dalam kata lain wanita sebegini tidak bersyukur dengan jodohnya itu. 
Wanita sebegini yang mengkufuri nikmat perkahwinan. Dia juga merendahkan
 kebolehan dan kemampuan suaminya.
 
 4. Wanita "Hadaqah" : 
melemparkan pandangan dan matanya pada tiap sesuatu, lalu menyatakan 
keinginannya utk memiliki barang itu dan memaksa suaminya untuk 
membelinya, selain itu wanita ini suka ikut nafsunya. Wanita seperti ini
 membuat pusing kepala lelaki. Dia ingin apa saja dia mau. Dia suka 
membandingkan dirinya dengan diri orang lain. Suka menunjuk-nujuk.
 
 5. Wanita "Basaqah" : ada 2 makna:
 a. Pertama : wanita seperti ini suka bersolek dan menghiaskan diri. Dia
 menghias diri bukan untuk suaminya tetapi untuk ditujukkan kepada 
dunia. Suka melawan. Uangnya dihabiskan untuk membeli make-up, kasut dan
 barang kemas. Wanita seperti ini juga sangat suka dipuji-puji. Kalau 
dia kebetulan menjadi isteri orang ternama dan menjadi pula ketua dalam 
kumpulan itu, orang lain tidak boleh mengungguli dirinya.
 
 b. Kedua: dia marah ketika makan, dan tidak mau makan kecuali dipisah dengan yang lain dan disendirikan bagiannya.
 
 6. Wanita "Syadaqah" : Wanita yang banyak bicara tentang perkara yang sia-sia dan lagi membisingkan sekitarnya.
 
 Sumber dari Ihya Ulumuddin – Imam Al Ghazali
 
 
 
 
          
      
 
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar