Welcome to My Blog

Rabu, 08 Februari 2012

~*~ Dialog C.I.N.T.A Sepasang Sepatu ~*~


Kiri : "Kanan, apakah kau ingat, kapan pertama kali kita saling jatuh cinta?"

Kanan : "Mungkin sejak pertama kali tukang sepatu membuat pola kita, sepasang sepatu yang serasi."

Kiri : "Apakah kau yakin kita memang saling mencintai karena kita diciptakan sebagai pasangan?"

Kanan : "Kenapa tidak?"

Kiri : "Kenapa tidak ???"

Kiri : "Lalu, kalau kamu memang mencintaiku, kenapa selama ini kau tak pernah bilang, “Kiri, aku cinta kamu” ?"

Kanan : "Karena itu hanya kata-kata. Tak perlu diucapkan, yang penting kau tahu yang ada di hatiku untukmu."

Kiri : "Jadi, apakah kau mencintaiku?"

Kanan : "Hmmm..."

Kiri : "Hmmm... Hmm?"

Kanan : "Hmmm..."

Kiri : "Kenapa sulit sekali mengucapkan cinta?"

Kanan : "Kau sudah menanyakan ini ratusan kali, kenapa masih saja terus bertanya?"

Kiri : "Karena kau tak pernah menjawab dengan jelas."

Kanan : "Jadi kau butuh kejelasan?"

Kiri : "Aku butuh diyakinkan. Sekali saja aku ingin mendengar kau mengatakan cinta padaku..."

Kanan : "Hanya dengan kata-kata?"

Kiri : "Hanya itu yang kubutuhkan."

Kanan : "Jadi kau hanya butuh kata-kata?"

Kiri : "Aku butuh diakui."

Kanan : "Kau sudah diakui."

Kiri : "Diakui apa?"

Kanan : "Kau adalah pasanganku."

Kiri : "Pasangan yang kau ..., apa?"

Kanan : "Repot sekali kau ini. Hal simpel seperti ini saja kau buat jadi masalah yang rumit. Yang penting kan kau tahu letakmu di hatiku."

Kiri : "Kau yang membuatnya rumit. Apa susahnya menyatakan cinta kalau kau memang mencintai pasanganmu?"

Kanan : "Itu hanya kata-kata, kiri!"

Kiri : "Karena hanya kata-kata itulah, kenapa jadi begitu sulit?!"

Kanan : "Kau tak butuh kata-kata dari pasanganmu, kau butuh cintanya! Dan cinta bukan sekadar kata-kata... Kata-kata hanyalah sesuatu yang sangat bersifat permukaan saja."

Kiri : "Kalau memang yang hanya bersifat permukaan itu bisa membahagiakanku, kenapa kau tidak memberikannya untuk membuatku bahagia? Bukankah itu sangat ringan?"

Kanan : "Jadi kau hanya butuh kata-kata...?"

Kiri : "Aku butuh diyakinkan... Walau hanya lewat kata-kata."

Kanan : "Kau picik sekali."

Kiri : "Aku memang picik. Jadi, coba sekali saja katakan padaku, “Kiri, aku mencintai kamu.”

Kanan : "Aku tidak bisa. Karena bagiku itu hanya kata-kata. Sedangkan cintaku padamu jauh lebih dari sekadar kata-kata."

Kiri : "Jadi kau tidak mencintaiku..."

Kanan : "Kiri, kau ini..."

Kiri : "Kalau kata-kataku barusan salah, ya perbaiki dong!"

Kanan : "Kamu yang harus memperbaiki cara berpikirmu!"

Kiri : "Jadi kamu memang tidak mencintaiku?"

Kanan : "Aduh!"

Kiri : "Kenapa aduh?"

Kanan : "Kamu salah!"

Kiri : "Apanya yang salah?"

Kanan : "Aku bukan tidak cinta kamu!"

Kiri : "Jadi kamu apa...?"

Kanan : "Aku sayang kamu."

Kiri : "Sayang? Jadi cuma sayang...?"

Kanan : "Aduh..."

Kiri : "Kenapa aduh lagi? Jadi kamu tidak bisa mengucapkan cinta padaku karena kamu hanya sayang padaku?"

Kanan : "Bukan begitu."

Kiri : "Lalu apa?"

Kanan : "Oke, aku cinta kamu! Puas?"

Kiri : "Puas. Terima kasih. That simple, isn’t it? Kenapa tidak dari dulu-dulu...."

Kanan : "Sungguh menguras tenaga...."

Kiri : "Itu sekadar ucapan, katamu. Kenapa begitu menguras tenaga...?"

Kanan : "Hhhh.... Apa lagi habis ini?"

Kiri : "Aku ingin kamu mengucapkan itu di depan teman-teman kita."

Kanan : "Great... "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar