Welcome to My Blog

Jumat, 11 Mei 2012

Kisah Ya'juj dan Ma'juj dalam Al-Qur'an [2]



Al-Qur'an menyediakan banyak sekali kisah. Kisah-kisah tersebut ada karena istimewa. Dijadikan ada sebagai mauizah (pelajaran) untuk peristiwa-peristiwa penting tertentu. Demikian pula dengan kisah Ya'juj dan Ma'juj yang diceritakan dalam Al-Qur'an, yang juga katanya terdapat dalam kitab umat Yahudi dan Kristen. Berikut ini penggalan kisah Ya'juj dan Ma'juj dalam Al-Qur'an surat Al-Kahfi 93-94,
"Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan. Mereka berkata, 'Wahai Dzulqarnain, sungguh, Ya'juj dan Ma'juj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehlah kami memberimu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?"
Ya'juj dan Ma'juj adalah salah satu mata rantai tanda-tanda terjadinya kiamat kubro. Pada Atlas Al-Qur'an karangan Dr. Syauqi Abdul Khalil, dijelaskan bahwa Ya'juj dan Ma'juj adalah dua kabilah yang berasal dari Turki. Mereka adalah kaum yang suka merusak dan memiliki kekuatan yang besar, suka menyerang orang yang berada di sekitar, merusak tempat tinggal dan barang berharga, membunuh, serta menculik. Pada sumber yang lain pula disebutkan bahwa Ya'juj dan Ma'juj adalah keturunan Nabi Nuh AS. Menjelang kematiannya, Nabi Nuh memanggil tiga orang anaknya yaitu Sam, Ham, dan Yafits. Namun Ham dan Yafits tidak memenuhinya. Anak keturunan Sam kemudian membentuk bangsa Arab dan Sekitarnya. Keturunan Ham kemudain membantuk bangsa Afrika sedangkan keturunan Yafits ini yang kemudian menghasilkan keturunan yang dinamakan Ya'juj dan Ma'juj. Ketika dipanggil oleh Nabi Nuh AS, Yafits tidak datang dengan alasan sedang berdua-duaan dengan istrinya. Yafits kemudian memiliki anak bernama Sannaf yang kemudian memiliki keturunana anak-anak yang ganjil yang dilahirkan secara sekaligus. Ukuran anak-anak tersebut berbeda kontras, ada yang sangat besar, juga amat kecil. Yang besar tumbuh bertambah besar dan yang kecil tumbuh bertambah kecil. Mata mereka sipit/ sangat kecil begitu pula hidungnya, tetapi wajahnya lebar dan warna kulitnya merah menyerupai perisai. Mereka ini yang kemudian dipanggil Ya'juj dan Ma'juj. Hal tersebut Rasulullah katakan saat sedang berkhutbah sebagai barikut,
“Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai” (HR. Ahmad)
Mereka yang raksasa, dapat bergerak cepat karena langkahnya yang lebar. Sedangkan mereka yang sangat kecil juga dapat bergerak cepat karena sangat ringan sehingga mudah sekali tertiup angin. Kemudian mereka merusak apa saja yang dapat mereka rusak. Dengan deskripsi tersebut, beberapa orang menafsirkan bahwa Ya'juj dan Ma'juj sebenarnya bukan manusia, tapi kepastian tentang hal tersebut masih belum diketahui. Mungkin itulah sebab mengapa mereka dinamakan Ya'juj dan Ma'juj yang dalam kamus Lisanul Arab artinya adalah api menyala dan air bergelombang.

Hingga akhirnya, Allah kemudian mengutus Nabi Dzulkarnain AS, yang dideskripsikan berkulit hitam dengan dua benjolan kecil di kedua sisi keningnya untuk menghalau Ya'juj dan Ma'juj yang sudah banyak berbuat kerusakan dan membuat banyak orang menjadi resah. Nabi Dzulkarnain AS lalu mengajak masyarakat di sekitar tempat Ya'juj dan Ma'juj tinggal untuk membuat dinding tembaga dan besi yang akan menghalangi Ya'juj dan Ma'juj keluar. Perkataan Nabi Dzulkarnain AS terdapat pada surat Al-Kahfi : 95-97,
"Dia (Dzulkarnain) berkata, 'Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuat dinding penghalang antara kamu dan mereka. Berilah aku potongan-potongan besi'. Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Dzulkarnain) berkata, 'Tiuplah (api itu)!'. Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah sepertii) api, dia pun berkata, 'Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu). Maka mereka (Ya'juj dan Ma'juj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya."

Diwahyukan pula kepada Nabi Dzulkarnain bahwa dinding tersebut hanya akan terbuka saat menjelang datang hari kiamat. Hal ini dijelaskan oleh dua ayat Al-Kahfi setelahnya,
"Dia (Dzulkarnain) berkata, '(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhlantahkannya dan janji Tuhanku itu benar'. Dan pasti pada hari itu Kami biarkan mereka (Ya'juj dan Ma'juj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya."
Ya'juj dan Ma'juj berusaha untuk keluar dari tembok tersebut. Namun Allah selalu menjaga agar tembok tersebut tidak terbuka. Hingga mendekati hari kiamat ketika Ya'juj dan Ma'juj dapat keluar dari temboknya, mereka akan berjumlah sangat banyak kemudian akan memuaskan nafsu makan dan minum yang selama itu tertunda dengan sangat membabi-buta dan merusak segala sesuatu di sekitarnya. Sesuai dengan penggalan surat Al-Anbiya : 96,
"Hingga apabila (tembok) Ya'juj dan Ma'juj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi"
Kebenaran tersebut juga diperkuat oleh HR. Muslim,
"Rasulullah melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau berkata,'Apa yang kalian perbincangkan?'. Kami menjawab, 'Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat.' Beliau berkata, 'Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda.' Beliau menyebutkan, 'Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa as, Ya’juj dan Ma’juj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka."
Banyak orang yang menghubungkan bahwa tembok Ya'juj dan Ma'juj sebenarnya adalah Gerbang Kaukasia, yang berarti celah dari dua gunung yang dimaksud adalah celah gunung Kaukasus, di Republik Georgia berikut,



Namun ada pula yang menganggap bahwa tembok Ya'juj dan Ma'juj itu sebenarnya adalah tembok besar China. Namun demikian, pendapat ke-2 ini sulit untuk diterima karena tembok besar China tersusun oleh batu batuan, sedangkan tembok Ya'juj dan Ma'juj tersusun dari tembaga dan besi. Terlepas dari itu semua, kita wajib untuk mengimani bahwa Ya'juj dan Ma'juj itu ada dan masih terkurung di suatu tempat hingga kiamat kubro tiba dan tidak ada seorang pun yang dapat menjangkaunya.

Allahua'lam bisshowab

(dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar