... KISAH SEORANG NENEK PENGUMPUL BUNGA KAMBOJA ...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
... Kisah ini berpesan kepada kita semua sebagai pembaca untuk tidak
mudah putus asa dalam mencapai segala sesuatu hal yang ingin kita raih.
selama nafas ini masih menyambung, mengapa tidak kita tetap berusaha dan
terus berusaha.
=================
Saya
adalah seorang wanita lulusan dari salah satu universitas swasta. Hingga
saat ini selama 7 tahun saya masing belum bisa mencapai keinginan saya
untuk bisa bekerja disebuah perkantoran layaknya wanita-wanita karier
lainnya yang sering saya jumpai di jalan.
Sudah
berkali-kali saya mencoba kesana kesini, namun hasilnya selalu nihil.
Tak ada satupun perusahaan yang menerimaku. Padahal predikat kelulusan
ku cukup terbilang memuaskan. Hingga saat ini akhirnya saya putus asa
untuk mengirimkan lamaran kerja, kemudian saya memutuskan untuk membuka
usaha sendiri. Saat itu usaha yang saya geluti adalah restoran,
sayangnya segala bidang yang saya pelajari tak sedikitpun yang bisa saya
gunakan didalam usaha saya ini. Saya merasa semakin lama semakin
memberikan beban kepada kedua orang tua ku yang kian hari kian menua.
Apalagi belakangan ini aku sering mengalami sakit yang tak jarang hingga
dirawat di rumah sakit.
Hingga sebuah kejadian yang
membuka mataku atas diriku yang semakin hari semakin terkubur semangatku
untuk tetap berusaha mencapai cita-cita ku yang selalu kudambakan
semenjak duduk dibangku kuliah.
Siang itu saat hari
pertama Idul Fitri, kami sekeluarga biasanya mengunjungi makam kakek dan
nenek yang berada di TPU yang berjarak sekitar 100 kilometer dari rumah
kami.
Begitu ramai orang-orang yang datang sengaja berziarah ke makam saudara atau orang tuanya.
Sambil
berlalu berjalan di jalan setapak antara makam-makam yang berjejer di
kanan kiri, aku perhatikan seorang nenek dengan cucunya yang duduk
ditepi batu makam sambil sesekali memunggut kembang kamboja yang jatuh
berguguran dari pohonnya.
Sesampainya kami dimakam
Kakek-Nenek yang bersebelahan. Kemudian tiba-tiba Nenek serta cucunya
mendekati rombongan kami dan membersihkan rerumputan yang berserakkan
disekitar makam. Namun saat menemukan bunga kamboja yang telah layu
mengering gugur dari pohonnya, sang nenek memasukkan kedalam sebuah
kantong yang ternyata berisi kembang kamboja yang telah berwarna
kecoklatan mengering.
Merasa penasaran yang kian mengisi
hatiku. Aku beranikan diri untuk menanyakan hal tersebut kepada nenek
yang terlihat sekujur kulit yang telah mengerut termakan usia serta
rambut yang disanggul telah memutih bersama usianya yang sekitar 80′an.
Nenek setua itu masih sekuat itu. Kalau diriku setua itu, mungkin aku
enggan keluar rumah apalagi memunggut satu persatu kembang kamboja yang
berserakan di lahan pemakaman umum terbilang cukup luas.
Yang
saya herankan, bila mereka menginginkan kembang kamboja itu, mengapa
tak langsung saja dipetik dari pohonnya, mengapa mereka menunggu satu
persatu kembang kamboja itu berjujuran jatuh ke atas tanah dan baru
mereka mulai memunggutinya satu persatu.
“Nek. Kalau saya
boleh tahu, untuk apa nenek dan cucu nenek ini mengumpulkan
kembang-kembang kamboja yang telah layu itu. Memangnya nenek akan
pergunakan untuk apa.” tanya saya yang ikut berjongkok menyamakan posisi
tubuhku dengan nenek tersebut.
“Kalau nenek memang mau
mengumpulkan kembang kamboja tersebut, mengapa nenek tidak menyuruh anak
nenek untuk memetiknya saja. Nenek mungkin tak akan selelah ini berada
dibawah terik matahari setiap hari.”
Dengan senyum yang
berkembang seakan menyejukkan mata yang memandang. Nenek itu hanya
memberikan jawaban yang sungguh meneguhkan hati kecilku yang mungkin tak
akan pernah ada lagi rasa itu.
“Cu. Nenek memang setiap
hari datang kesini untuk mengumpulkan kembang kamboja ini, seperti yang
kamu lihat ini. Nenek setiap hari berada disini juga karena merasa ingin
selalu mengunjungi suami nenek yang juga dimakamkan di Pemakaman Umum
ini. Kalau memang sudah waktunya jatuh, tanpa naik untuk memetiknya maka
kembang kamboja tersebut pun akan jatuh dengan sendirinya. Selain itu
kembang kamboja yang nenek kumpulkan bersama cucu nenek tak lain adalah
kembali dijual lagi kepada pengelolah untuk di olah menjadi “obat
pengusir nyamuk“. Dengan mengumpulkan kembang kamboja ini, nenek tidak
merasakan suatu keputus asaan saat menunggu dengan sabar kembang kamboja
yang berguguran.”
“Selain itu sambil menunggu. Nenek
sesekali memberikan makam suami nenek. Nenek merasa kami semakin dekat.
Meski kini suami nenek telah meninggal sekitar 20 tahun yang lalu dan
sekarang telah berada di sisi Allah SWT. Namun nenek masih bersyukur
diberikan kesempatan hingga saat ini untuk tetap berbakti kepada Suami
nenek.”
Mendengar segala penuturan kata-kata yang
dilontarkan oleh sang nenek, bagiku kata-kata itu merupakan sebuah
teguran kepada diriku. Mengapa nenek yang setua dan serenta itu saja tak
ada kata putus asa. Selama 20 tahun, ia setiap hari datang ke pemakaman
sendiri dibawah terik matahari panas yang membakar kulitnya. Dengan
kesabaran, nenek itu menunggu kembang-kembang kamboja itu jatuh
berguguran ke atas tanah tanpa mesti dipetik.
Makna kata
itu sungguh telah menampar hatiku yang telah putus asa dengan mudahnya,
padahal yang ku alami mungkin baru beberapa bulan, sedangkan nenek renta
yang hampir tiga kali lipat umurnya, masih dengan tekun mengumpulkan
kembang kamboja di pemakaman, sedangkan aku, usia yang terbilang muda
ini sudah mengeluh putus asa atas segala usaha yang aku lakukan untuk
mengapa cita-cita yang telah kuimpikan kian lama.
Betapa
malu diri ini mendengar penuturan sang nenek yang mulia ini, dengan
setia dan sabar ia selalu datang selain mengumpulkan kembang kamboja,
nenek itu pun datang membersihkan pemakaman suaminya setiap hari. Begitu
setia hati seorang wanita yang telah rentah ini kepada pasangannya.
===
Note
: Jangan’lah dengan mudah kita memvonis diri kita atas keputusasaan
yang menimpa diri kita dalam mencapai sebuah cita-cita yang kita
dambakan.dimana ada sebuah kemauan, dimana ada sebuah kesempatan.
Sekecil apapun lorong yang sempit itu. Bila itu ada sebuah jalan untuk
menembus pada sisi di ujungnya. Maka pasti ada sebuah jalan yang bisa
kita lalui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar