Bismillahir-Rahmaanir-Rahim
… Cerita menggelikan ini kudengar ketika duduk dibangku SMA dulu.
Cerita yang akhirnya tertulis begitu dalam di relung-relung hati. Cerita
yang meskipun naif, namun bermakna sangat dalam.
Kisah
nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam
penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol
dipenjara.
Malam itu adalah malam terakhir bagi odol
diatas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok
hari. Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan. Istri yang telat
berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan diabaikan oleh para sahabat,
muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan.
Sekonyong-konyong
lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : tidak berharga !
Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu,
tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia meminta
odol pada TUHAN ?
Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah
berkali-kali kita dengar mendapatkan jawaban dari-NYA . Meminta
dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun bukan suatu yang
asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah
berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan. Tetapi meminta odol
kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi,
tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum diutarakan.
Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya. Tetapi apa daya,
tidak punya odol untuk esok hari –entah sampai berapa hari-
menjengkelkan hatinya amat sangat.
Amat tidak penting bagi orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya.
Maka
dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki
itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu. Ia
berdiri ragu-ragu dipojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya,
sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan.
Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik : “YA ALLAH YA TUHANKU, Kau
mengetahuinya aku sangat membutuhkan benda itu”. Doa selesai.
Wajah
lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin.
Dan peristiwa itu berlalu demikian cepat, hingga lebih mirip dengan
seseorang yang berludah ditempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian
ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut. Sore hari
diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang
tidur. Akhirnya, lelaki itu –walau dengan bersusah payah- mampu
melupakan doa sekaligus odolnya itu.
Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya.
“Saya
tidak bersalah Pak !!!”, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan
tas besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,” Demi TUHAN Pak
!!! Saya tidak salah !!! Tolong Pak…Saya jangan dimasukin kesini
Paaaaaaaaak..!!!”
Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari ‘tamu baru’ itu.
“Diam
!!”, bentak sang petugas,”Semua orang yang masuk keruangan penjara
selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!”
“Tapi Pak…Sssa..”
Brrrraaaaang !!!!
Pintu
kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki
gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan.
Karena
iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya.
Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya
tangisan mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun
kembali tertidur pulas.
Pagi harinya, lelaki penghuni
penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini karena bunyi tiang besi
yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan menemukan
dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si Gemuk,
pikirnya. Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu
nyata ?? Aku yakin ia disini tadi malam.
“Dia bilang itu
buat kamu !!”, kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas dipojok
ruangan. Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang
dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang
bermimpi.
“Sekarang dia dimana Pak ?”, tanyanya heran.
“Ooh..dia
sudah kami bebaskan, dini hari tadi…biasa salah tangkap !”, jawab
petugas itu enteng, ”saking senangnya orang itu bilang tas dan segala
isinya itu buat kamu”.
Petugas pun ngeloyor pergi.
Lelaki
itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok ruangan
sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya.
Tiba-tiba
saja lututnya terasa lemas. Tak sanggup ia berdiri. “Ya..TUHAAANNN
!!!!”, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan
tangan gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud
disana, dalam kegelapan sambil menangis tersedu-sedu.
Disampingnya
tergeletak tas yang tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan
keluar. Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah
sabun mandi, tiga botol sampo, dan beberapa helai pakaian sehari-hari.
~~~
Sahabat,
Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah
terjadi. Dan aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal
itu. Semoga semua ini dapat menjadi tambahan bekal ketika kita
meneruskan berjalan menempuh kehidupan kita masing-masing. Jadi suatu
ketika, saat kita merasa jalan dihadapan kita seolah terputus. Sementara
harapan seakan menguap diganti deru ketakutan, kebimbangan dan putus
asa.
Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat
sungguh-sungguh bahkan Odol pun akan dikirimkan dari Surga bagi siapapun
yang membutuhkannya. Apalagi jika kita meminta sesuatu yang mulia.
Sesuatu yang memuliakan harkat manusia dan DIA yang menciptakan kita.
Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku :
“Seandainya saja engkau mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap saat”. ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar